Palang Merah adalah jaringan kemanusiaan internasional yang didirikan pada 1863. Selain memastikan ketersediaan darah yang aman dan berkualitas, Palang Merah memberikan pelayanan untuk antara lain penanggulangan bencana dan krisis kesehatan.
Mula berdirinya berakar dari 1859. Waktu itu, pebisnis Henry Dunant sedang melakukan perjalanan di Italia bagian utara ketika dia melihat konsekuensi mengerikan dari perang di Solferino. Ini adalah perang perebutan kemerdekaan antara Italia dan Austria. Perang tersebut menyebabkan sekitar 40 ribu orang mati, luka, atau hilang. Sementara itu, tentara kedua belah pihak serta rakyat sipil kesulitan bertahan menghadapi situasi pasca-perang tersebut.
Pada 1862, Dunant menerbitkan buku yang berjudul Un Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). Buku ini terdiri atas tiga tema. Pertama, peperangan itu sendiri. Kedua, gambaran medan perang setelah peperangan itu—kekacauan, keputusasaan yang mendalam, dan kesengsaraan orang-orang. Bagian ini juga menceritakan sulitnya upaya untuk menangani mereka yang terluka di kota kecil Castiglione.
Bagian ketiga adalah rencana. Negara-negara di dunia, menurut Dunant, harus membentuk kelompok yang menyediakan pelayanan dan mendampingi mereka yang terluka karena peperangan. Di sini ia mengadvokasikan pentingnya pendirian organisasi nasional yang terdiri atas sukarelawan terlatih, untuk mendampingi para tentara yang luka atau cacar pasca-perang, entah di pihak mana pun mereka.
Tahun berikutnya, Dunant menjadi anggota komite di Swiss yang merencanakan asosiasi seperti yang diadvokasikannya. Kelompok ini lantas dikenal dengan Komite Palang Merah Internasional. Untuk mengidentikasi sukarelawan medis di medan perang, mereka menggunakan simbol palang merah dengan latar putih, inversi dari bendera Swiss yang berlatar merah dan bergambar palang putih. (Pada 1870, Kekaisaran Ottoman menggunakan simbol bulan sabit merah untuk emblem mereka, yang lantas banyak diikuti negara-negara Islam sampai sekarang.)
Pada akhir 1863, jaringan masyarakat nasional yang pertama ini dibentuk di Wurttemberg. Pada 1864, 12 negara menandatangani Konvensi Geneva, yang didirikan untuk memberikan layanan kepada para tentara yang sakit dan terluka, tanpa pandang kewarganegaraan.
Walaupun dukungan membesar pada awalnya, tak semuanya berjalan lancar bagi Dunant dan organisasi Palang Merah. Di beberapa tempat, izin penggunaan air untuk kepentingan Palang Merah tak diberikan, manajemen buruk membuat organisasi di Afrika Utara tak berjalan lancar, sementara Dunant lebih berkonsentrasi pada urusan kemanusiaan ketimbang manajemen. Pada 1867, Dunant mendeklarasikan kebangkrutannya. Meski begitu, upaya-upaya kemanusiaan Palang Merah yang sudah tersebar di beberapa wilayah memang tak berhenti.
Upaya luar biasa Dunant untuk kemanusiaan mendapatkan ganjaran tinggi pada 1901. Hadiah Nobel untuk Perdamaian diberikan untuknya. Kutipan untuk penghargaan ini berbunyi: “Tanpamu, Palang Merah, pencapaian luhur kemanusiaan pada abad ke-19 mungkin tidak akan pernah terwujud.”
Baca juga:
Tetap Aman Menjadi Donor Darah pada Masa Pandemi
Sejarah Hari Air Sedunia, Bermula dari Kesadaran tentang Ancaman Krisis Air