Mimpi buruk terus membayangi Arthur (Charlie Hunnamm). Dalam mimpinya, ada sosok perempuan yang terempas jatuh dan sosok mengerikan berwajah seperti tengkorak yang dilingkupi kegelapan. Arthur, preman kecil yang tumbuh dewasa sebagai sosok yang disegani di Londinium tidak memahami arti mimpinya.

Sampai suatu ketika ia ditangkap prajurit kerajaan yang disebut Blackleg. Bersama rombongan laki-laki lainnya, Arthur dibawa ke sebuah sungai kering. Di tengah-tengah batu-batu cadas kelam yang bertonjolan, tertancap sebuah pedang. Menyalip sejumlah orang, Arthur mencoba menarik pedang dari batu. Tiba-tiba bayangan dalam mimpinya kembali muncul. Energi besar muncul dari pedang yang bernama Excalibur tersebut. Arthur jatuh tak sadarkan diri.

Setelah sadar, Arthur baru menyadari apa yang terjadi. Dirinya adalah keturunan dari Raja Uther Pendragon (Eric Bana). Namun, Raja Uther telah tewas di tangan saudaranya sendiri, Vortigern (Jude Law). Vortigern merampas kekuasaan dari saudaranya dan memerintah dengan keji.

Bersama kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Bedivere (Djimon Hounsou) dan penyihir yang kerap disebut The Mage (Astrid Berges-Frisbey), Arthur bertekad menaklukkan Vortigern dan merebut tahta kerajaan yang seharusnya menjadi miliknya. Demikian kisah dalam film King Arthur: Legend of the Sword.

Film aksi yang diwarnai kecanggihan efek visual dan latar suara yang menderu ini menarik dinikmati. Kisah Raja Arthur yang melegenda di Inggris pun disajikan dengan improvisasi penuturan dan penggambaran yang berbeda. Film ini juga tidak sama dengan film King Arthur lainnya yang diproduksi pada 2004. Dalam King Arthur: Legend of the Sword ini, elemen magis dan fantastis jauh lebih banyak.

Meskipun menarik secara visual, alur cerita dengan percepatan di beberapa bagian, efek suara, serta selingan humor, film King Arthur yang diluncurkan pada semester pertama 2017 ini masih menyisakan pertanyaan.

Misalnya, bagaimana seorang penyihir dengan kekuatan luar biasa bisa tertangkap? Bagaimana cara para tawanan melarikan diri dari jeruji tahanan di tengah perang yang berkecamuk? Penggambaran jelas tentang kekuasaan tangan besi Vortigern juga tidak banyak ditampilkan. Ini bisa menjadi masukan jika ada sutradara lain yang menggarap film serupa. Satu lagi, sebaiknya dampingilah anak dan remaja yang menonton film dengan sejumlah adegan kekerasan ini. [MIL]

Sutradara          
Guy Ritchie

Penulis Skenario    
Joby Harold, Guy Ritchie, dan Lionel Wigram

Produser   
Akiva Goldsman, Steve Clark-Hall, Lional Wigram, Tory Tunnell, Guy Ritchie, dan Joby Harold

Pemain
Charlie Hunnam, Jude Law, Djimon Hounsou, Eric Bana, dan Annabelle Wallis

Rumah Produksi   
Safehouse Pictures, Village Roadshow Pictures, Warner Bros Pictures.

Artikel ini terbit diharian Kompas edisi 10 Mei 2017

Foto: dok. Warner Bros. Pictures

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 10 April 2017