Didasarkan pada insiden nyata pembajakan yang terjadi Korea Selatan pada 1971, Hijack 1971 menghadirkan kisah kepahlawanan para penumpang dan awak Korean Air Lines (KAL) YS-11.Â
Pada musim dingin 1971, pilot Gyu-sik (Sung Dong-il) dan kopilot Tae-in (Ha Jung-woo) terbang dari bandara Sokcho dalam perjalanan menuju Gimpo. Dengan keamanan dan fasilitas bandara yang terbatas, pramugari Ok-soon (Chae Soo-bin) harus berjibaku mengatur penumpang.
Baca juga: Plane, Bebaskan Tahanan untuk Selamatkan Sandera
Tak lama setelah lepas landas, pembajak Yong-dae (Yeo Jin-goo) meledakkan bom yang seketika mengubah suasana kabin ke dalam kekacauan. Yong-dae menyerbu ke kokpit dan memaksa pesawat untuk mengarah ke Korea Utara.
Tae-in dibantu para kru dan penumpang berupaya melawan. Mampukah mereka mengatasi pembajak dan menyelamatkan diri di tengah ancaman bom dan waktu yang terbatas sebelum memasuki wilayah udara Korea Utara?
Pahlawan atau pemburu harta
Periode akhir 1960-an hingga awal 1970-an sering disebut sebagai “golden age” pembajakan pesawat. Pada masa itu, keamanan bandara masih longgar sehingga pembajak sering berhasil mencapai tujuan mereka.
Digambarkan, alih-alih telah diatur menggunakan sistem, penumpang menempati tempat duduk berdasarkan siapa yang pertama kali mendudukinya. Tak ayal, proses naik ke dalam pesawat pun tak ubahnya lomba lari yang kasar tanpa kenal aturan.
Baca juga: Pembajakan Kereta SAS: Red Notice
Perkara barang yang dibawa ke dalam kabin pun amat jauh dari kondisi saat ini. Penumpang bahkan bisa membawa seekor ayam hidup yang dikempit di dalam wadah terbuka. Tak pelak, ini menimbulkan keributan dalam kabin. Jadi, memang tak heran jika pembajak bisa leluasa menyusupkan bom–sesuatu yang mungkin sekarang akan amat sangat sukar dilakukan.
Perkara motif juga amat beragam. Yang lazim boleh jadi karena motif ekonomis, ingin menuntut tebusan dalam jumlah besar. Dalam kasus KAL YS-11, motif ekonomis bercampur dengan motif ideologis, karena kedua Korea yang berbeda ideologi tengah bersitegang.
Namun, pembajak tak melulu bisa dipersalahkan begitu saja. Seperti halnya Yong-dae. Ternyata perlakuan buruk yang ia terima karena dituduh komunis menjadi alasan yang mendorong ia bertindak nekat.
Meski didasarkan insiden nyata, Hijack 1971 sengaja didramatisasi agar menarik sebagai film. Terbukti, dari awal penumpang berebutan naik ke pesawat hingga drama pembajakan, setiap momen terasa terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja.
Selain karakter pembajak Yong-dae yang kompleks, pergumulan batin kopilot Tae-in juga menarik diikuti. Pengalaman terdahulu membuatnya lebih bisa memahami situasi. Mengambil keputusan untuk menyelamatkan penumpang tidak semudah yang ia kira. Dalam perang ideologi, menyelamatkan jiwa ternyata tidak selalu menjadi keputusan terbaik.
Selain drama yang mengurasi emosi, adegan-adegan pesawat bermanuver di udara juga menambah ketegangan. Kesemuanya semakin menguatkan pemahaman tentang betapa berbahayanya moda transportasi udara sehingga perlu diatur sedemikian rupa. Tak heran, jika kini moda transportasi ini menjadi yang paling aman dengan tingkat kecelakaan terendah. Salah satunya berkat kejadian tragis yang dialami YS-11.
Hijack 1971 kini sedang diputar di layar lebar Tanah Air, jangan sampai ketinggalan.
Review overview
Summary
8Kisah tentang pembajakan pesawat Korea Selatan yang hendak diarahkan ke negara komunis Korea Utara. Para kru dan penumpang bahu-membahu melawan pembajak.