Pada 2045, teknologi virtual reality sudah sangat dominan. Kota-kota di Bumi berubah menjadi kawasan kumuh sehingga banyak orang akhirnya “melarikan diri” dari dunia nyata dan terbenam dalam dunia virtual yang disebut Oasis.

Di Oasis, mereka bisa menjadi apa saja yang mereka mau. Mereka dapat melakukan apa saja seperti layaknya di dunia nyata, antara lain bekerja, belajar, dan menghibur diri. Mereka juga dapat menjadi siapa saja sesuai karakter atau avatar yang mereka inginkan.

Oasis diciptakan oleh James Halliday (Mark Rylance), sosok genius yang dianggap aneh di dunia nyata sehingga mencari pelarian di dunia virtual. Sebelum meninggal, Halliday membuat sebuah game yaitu Anorak’s Quest. Siapa saja yang menemukan telur Paskah dalam Anorak’s Quest akan memperoleh hadiah berupa kepemilikan Oasis.

ready player one

Sebagai dunia virtual yang digunakan oleh semua orang, memiliki Oasis berarti menjadi kaya raya. Tak heran jika Anorak’s Quest membuat munculnya sejumlah “Gunter” (egg hunter/pencari telur), termasuk perusahaan video game konglomerat sekaligus produsen peralatan virtual reality IOI.

Bos IOI Nolan Sorrento bahkan mem­bangun sepasukan Gunter, yaitu pemain-pemain game profesional, yang dibekali peralatan tercanggih dari IOI. Mereka dikenal sebagai Sixer karena masing-masing memiliki pengenal berupa enam angka. Meski demikian, hingga kini, belum ada satu pun yang berhasil melewati tantangan pertama dari Anorak’s Quest, yaitu perlombaan berkendara melewati kota New York.

ready player one

Sementara itu, remaja yatim-piatu Wade Watts (Tye Sheridan) termasuk salah satu pencari telur. Ia tidak tergabung dalam kelompok mana pun. Namun, dengan avatar Parzival, ia memiliki sejumlah teman, antara lain Aech (Lena Waithe), avatar yang jago membuat dan memperbaiki berbagai hal di dunia Oasis.

Selain itu, ada Art3mis (Olivia Cooke), perempuan pengendara sepeda motor yang nyaris saja memenangkan tantangan pertama Anorak’s Quest. Ternyata, ada jebakan men­jelang garis finis yang nyaris membunuh nyawa avatar Art3mis. Beruntung, Parzival berhasil menyelamatkannya. Dari pertemuan itu, Wade menaruh hati pada Art3mis.

Sebagai penggemar berat Halliday, Wade mengetahui hampir semua detail kehidupan tokoh favoritnya. Hal itu membuatnya mene­mukan cara untuk memenangkan tantangan pertama Anorak’s Quest. Keberhasilan Wade menarik perhatian Sorrento dan menawar­kannya untuk bergabung dengan IOI. Namun, Art3mis yang termasuk dalam kelompok yang memperjuangkan kelangsungan Oasis, memperingatkan Wade. Menurut Art3mis, IOI berusaha merebut Oasis untuk menghan­curkannya.

Mampukah Wade dan teman-temannya memenangkan Anorak’s Quest sekaligus menyelamatkan Oasis dari tangan Sorrento dan pasukan IOI-nya?

Sebagai kisah fiksi ilmiah yang meng­gabungkan dunia nyata dan dunia digital, Ready Player One terbilang berhasil dan berjalan mulus. Imajinasi penonton diajak berpindah-pindah dari kedua dunia tersebut mengikuti konflik yang dialami Wade.

Film yang diangkat dari novel karya Ernest Cline dengan tajuk sama ini merupakan per­sembahan Steven Spielberg bagi para pencinta game. Terdapat banyak referensi yang mengacu pada budaya pop, khususnya penggemar game dan musik-musik tahun 1980-an.

Sebagai tontonan, Ready Player One sangat menghibur dan seru dari awal sampai akhir Namun, jangan berharap lebih karena pengembangan karakternya tidak terlalu dalam dan jalan ceritanya juga mudah ditebak. [ACA]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 11 April 2018

Sutradara: Steven Spielberg
Skenario: Zak Penn, Ernest Cline
Pemain: Tye Sheridan, Olivia Cooke, Ben Mendelsohn, TJ Miller, Simon Pegg, Mark Rylance
Rilisan: Amerika Serikat
Tayang Perdana: 29 Maret 2018