Mengidap sebuah penyakit yang membuat seseorang mudah terinfeksi tentunya memberikan tantangan besar di kehidupannya sehari-hari. Stella Grant adalah salah satunya. Remaja ini mengidap cystic fibrosis sejak kecil yang membuatnya harus menjalani serangkaian pengobatan.
Stella (Haley Lu Richardson) harus kembali ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan tambahan sembari menunggu donor paru-paru yang diidamkannya. Di sana, dia tak sendiri. Sahabat dekatnya, Poe (Moises Arias), juga dirawat karena penyakit yang sama. Mereka kerap bertemu di ruang tunggu atau ruang rekreasi pasien untuk berbagi cerita.
Stella kerap menghabiskan waktu di ruang ICU bayi. Di sanalah dia bertemu Will Newman (Cole Sprouse). Ternyata, Will juga mengidap penyakit yang sama yang terinfeksi virus Burkholderia cepacia. Pertemuan itu terjadi begitu singkat karena sesama pengidap cystic fibrosis dilarang berada di ruangan yang sama. Mereka harus menjaga jarak minimal lima kaki atau satu setengah meter agar tidak saling menginfeksi—khususnya jika terjadi batuk. Mereka juga dilarang bersentuhan kulit.
Stella, yang sangat terobsesi dengan keteraturan, melihat Will tidak mengikuti instruksi pengobatannya. Instingnya terkilik, Stella meminta Will untuk menaati semua proses pengobatan dengan “bayaran” mengabulkan permintaan Will untuk melukis Stella.
Will dan Stella semakin dekat dan mereka saling jatuh cinta. Namun, Barb (Kimberly Hebert Gregory), perawat mereka sejak kecil, menentang keras hubungan mereka karena tidak ingin Will maupun Stella berakhir pada kematian.
“Rasa” remaja yang kuat
Film-film sejenis Five Feet Apart memiliki segmen penonton yang pasti: remaja dan siapa pun yang mendambakan kisah-kisah romantis tentang pengorbanan cinta. Genre drama memang seakan tak lekang waktu dan selalu “nikmat” untuk “disantap”, tanpa perlu sajian CGI fenomenal atau aksi kejar-kejaran mobil.
Film ini memang mengangkat tema yang tak biasa. Kisah percintaan dua sejolinya pun cukup unik. Oleh karena mengangkat kehidupan cinta pengidap cystic fibrosis, penonton akan disuguhi adegan-adegan yang mungkin akan sama sekali baru. Ini adalah kisah cinta yang autentik, yang tidak bisa dialami setiap orang.
Mungkin hal itu yang membuat film ini berhasil “menguras” air mata penontonnya—yang diprediksi kebanyakan remaja dan dewasa muda. Perjuangan Will dan Stella untuk tetap hidup, tetapi tak ingin terpisahkan jarak, membuat mereka mencari cara untuk tetap bisa bersama: walau harus terus berada di radius 1,5 meter agar tidak saling terinfeksi.
Baca juga: Review Film The Upside (2019): Drama yang Menghangatkan Hati
Kisah-kisah manis seperti ini tentu akan menjadi “angin segar” bagi mereka yang menyukai kisah-kisah cinta dramatis yang penuh perjuangan. Walau begitu, keautentikan plot dan tema film ini tak membuatnya memiliki “isi” yang terkesan elegan. Adegan-adegan cheesy masih tetap ada. Sebuah kisah cinta seharusnya bisa dikisahkan dengan lebih padat dan anggun, dengan cara-cara tak biasa, yang tak perlu melulu mengekspos tindakan-tindakan impulsif yang dilakukan dua orang yang sedang dimabuk cinta.
Baca juga: Review Film Wonder Park (2019): Imajinasi yang Menjadi Nyata
Secara keseluruhan, film ini akan sangat menyedot atensi penonton karena beberapa hal. Pertama, penampilan pemeran utama pria Cole Sprouse yang walau digambarkan berwajah pucat dengan rambut berantakan, justru malah membuat para remaja menahan kehisterisan mereka. Kedua, kisah cinta Will dan Stella yang hopeless romantic dan dramatis, yang ternyata masih diminati kebanyakan penonton perempuan.
Five Feet Apart diprediksi akan mendulang kesuksesan seperti The Fault in Our Stars (2014) dan para pemerannya akan perlu mengantisipasi lonjakan popularitas yang tak biasa. Terima kasih kepada para remaja dan penggila film drama romantis.