One’s destination is never a place, but a new way of seeing things. –Henry Miller

Berjalan menuju berbagai tempat di dunia menjadi babak hidup yang memberi ragam pengalaman pada diri seseorang. Mulai dari pengalaman mengasah keterampilan hidup hingga sisi spiritualitas. Itu sebabnya seorang pengelana berpengalaman selalu berkata, bukalah kelima indera dan biarkan mereka bekerja secara alamiah. Mendengarkan, merasakan, mengecap, memandangi, dan bernyanyi dalam senandung alam.

Berbekal pemahaman ini pula kini industri perhotelan dan pariwisata saling mengunggulkan diri mengangkat kearifan lokal. Terlebih dengan kian tingginya kesadaran masyarakat dunia untuk menyeimbangkan derap kehidupan modern dengan nilai kehidupan tradisi yang jauh lebih dulu dikenal.

Prinsip hidup tradisional, yang bisa dilihat mulai dari arsitektur bangunan rumah, tempat ibadah, gaya hidup, mata pencaharian, hingga penganan kini justru menjadi salah satu nilai jual tinggi. Terutama bagi para wisatawan asing. Berbagai restoran dan penginapan yang menawarkan sebentuk keindahan dan kenyamanan dalam balutan rasa lokal ini pun jadi incaran. Mulai dari yang dikemas dengan standar guesthouse hingga hotel berbintang dan resor yang menyajikan kenikmatan sempurna dengan standar tinggi.

Kearifan lokal

Tak bisa dimungkiri, mencari tempat penginapan yang tepat adalah bagian utama dari sebuah perjalanan berkelana. Bagi Ibrahim dan istrinya, mencari tempat penginapan termasuk bagian yang digarisbawahi tiap kali berkelana. Tak perlu mahal, tetapi berkesan. Pasangan pekerja seni ini selalu berusaha mencari tempat penginapan yang bukan sekadar tempat untuk istirahat, tetapi juga bercerita banyak hal.

“Ibaratnya di setiap tempat yang saya kunjungi, ada informasi dan nilai tersendiri yang bisa saya petik. Saya juga jadi lebih betah untuk berlama-lama di tempat itu karena kalau ada banyak cerita yang bisa diulik, tidak akan cepat bosan,” ujar pengelana aktif berusia 35 tahun itu.

Beruntung, semakin banyak pengusaha lokal Indonesia yang menyadari besarnya potensi pasar ini. Konsep ecotourism yang mendasari ecohotel terus bermunculan. Prinsip hidup tradisi setempat pun menjadi unggulan, yang diaplikasikan pada arsitektur bangunan dan kamar penginapan. Seperti halnya rumah lumbung padi khas Bali yang banyak diterapkan pada rumah-rumah vila di Pulau Dewata.

Hal ini kerap dilakukan untuk menciptakan kesan alami khas pedesaan Bali, yang banyak digemari wisatawan, utamanya dari mancanegara. Secara tradisi, lumbung padi merupakan tempat menyimpan hasil panen padi dengan bentuk rumah panggung dan terbuat dari kayu. Sementara atapnya terbuat dari jerami yang dikeringkan.

Di antara hiruk-pikuk kawasan Lovina, Bali utara, sebuah penginapan yang dikelola warga lokal pun menawarkan keunikan bermalam di dalam rumah lumbung padi tersebut. Dimiliki oleh seorang sutradara film dokumenter, Rumah Kita ibarat oase bagi para pejalan yang menginginkan ketenangan dan bersandingan langsung dengan alam sekitar.

Rumah lumbung padi

Sebuah pintu kayu berukir motif tradisi Bali terlihat menyempil di antara rerimbunan tanaman dan bangunan. Namun, bukalah pintu yang tak begitu lebar itu dan kawasan Lovina yang selalu ramai seolah ditenggelamkan oleh kedamaian. Berganti dengan pemandangan hijau dari taman asri yang mengelilingi beberapa rumah vila dengan arsitektur lumbung padi khas Bali.

Rumah panggung lumbung padi itulah yang menjadi tempat beristirahat melepas penat selama di Lovina. Pembagian ruang di setiap vila juga memberi kenyamanan privasi tinggi. Bagian bawah rumah panggung dimanfaatkan sebagai tempat istirahat atau menerima tamu, ruang makan, serta dapur yang lengkap dengan berbagai perlatan makan-minum dan memasak. Poster-poster film dokumenter maupun film legendaris menghiasi dinding menemani sebuah rak buku yang berisi berbagai jenis genre buku.

Ada dua akses untuk menuju kamar tidur yang terletak di bagian atas. Bisa melalui tangga yang terletak di jalan utama, bisa juga melalui pintu kayu dengan ukiran khas Bali yang terletak di sisi ruang makan. Pintu ini mengantarkan menuju kamar mandi berukuran luas. Dari sisi lain di ruang privat ini, terdapat sebuah tangga yang akan langsung menghubungkan ke kamar tidur yang dilengkapi kelambu. Sementara udara segar masuk melalui bagian teras luas yang terletak di depan kamar tidur.

Sekadar leyeh-leyeh di bawah panggung atau di teras atas sembari menikmati semilir angin tropis Bali menjadi sebentuk kenikmatan tersendiri setelah terbiasa berjibaku di kota metropolitan. Setiap sudutnya juga menyiratkan cita rasa seni yang membuat suasana kian hangat.  [ADT]

GALERI

noted: refleksi kearifan lokal berbalut kenyamanan