Tubuh yang ideal. Inilah yang ingin dicapai banyak orang ketika ingin menurunkan berat badan dengan berdiet. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu diet makrobiotik.

Berangkat dari filosofi Tiongkok kuno, diet makrobiotik merupakan pengaturan pola makan yang berfokus pada jenis makanan yang dikonsumsi. Perhitungannya adalah jenis iklim, usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Untuk mencapai harmoni tubuh dan jiwa, diet makrobiotik menggolongkan jenis makanan menjadi kategori “yin” dan “yang”.

Pengikut diet makrobiotik meyakini bahwa setiap makanan berpengaruh tidak hanya pada kondisi kesehatan tubuh, tetapi juga dapat mempengaruhi emosi dan kondisi kejiwaan, termasuk menciptakan kebahagiaan.

Jenis makanan

Layaknya jenis diet tertentu dengan rangkaian makanan yang bisa dikonsumsi dan dihindari, diet makrobiotik pun mempunyai kategori makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan. Makanan dalam diet makrobiotik digolongkan menjadi kategori “yin” dan “yang”.

Makanan kategori “yin” merupakan makanan yang memberikan pengaruh dingin, pasif, dan manis. Sementara itu, makanan kategori “yang” adalah makanan yang bersifat panas, agresif, dan asin. Secara umum, jenis makanan yang masuk dalam kategori “yin” dan “yang” adalah padi-padian, kacang-kacangan, buah-buahan, biji-bijian, sayuran, dan beberapa jenis ikan.

Contoh padi-padian, tidak hanya beras putih, tetapi juga beras merah, beras cokelat, dan beras hitam, atau sumber karbohidrat lain yang mengandung serat tinggi. Misalnya, biji gandum utuh. Termasuk dalam kategori kacang-kacangan adalah kacang kedelai dan kacang tanah. Semua jenis sayur dan buah bisa dikonsumsi. Kelompok ikan yang dimaksud adalah jenis ikan laut yang segar dan bebas dari kontaminasi polusi. Untuk minuman, hanya air putih dan teh yang dianjurkan.

Diet makrobiotik ini memang unik. Bahan makanan seperti daging merah (daging sapi atau kambing), daging unggas (misalnya daging ayam), dan produk olahan susu serta telur tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Apabila dikonsumsi, jumlahnya harus terbatas atau minim.

Makanan yang dikonsumsi juga tergantung iklim. Artinya, pada musim yang bersuhu tinggi atau panas, dianjurkan makanan yang ringan seperti sayuran hijau dan buah-buahan, makanan segar atau dikukus. Pada musim yang bersuhu sejuk, dianjurkan konsumsi makanan yang berserat tinggi dan buah-buahan yang memberikan pengaruh hangat seperti pisang dan mangga.

Porsi     

Untuk mencapai keseimbangan “yin” dan “yang”, porsi makanan tertentu pun diatur. Jenis nasi atau gandum bisa dikonsumsi hingga 50–60 persen dari satu porsi makanan. Sayuran mempunyai porsi 25–30 persen. Sementara itu, kacang-kacangan atau biji-bijian mempunyai porsi sekitar 5–10 persen.

Sebisa mungkin, setiap makanan yang akan dikonsumsi tidak mengalami proses pengolahan terlalu banyak. Makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna, pemanis buatan, dan penguat rasa buatan sebaiknya dihindari.

Pelaku diet makrobiotik dianjurkan mengonsumsi makanan sesegar mungkin atau hanya sedikit mengalami proses pemasakan. Makanan yang diawetkan, dalam kemasan, atau disimpan hingga berhari-hari sebaiknya dihindari.

Bagi orang yang terbiasa mengonsumsi makanan dalam kemasan atau mengalami banyak proses pengolahan, diet makrobiotik bisa jadi akan terasa memberatkan. Namun, mari lihat sisi positifnya. Jenis makanan dalam diet makrobiotik adalah makanan yang rendah lemak, rendah kalori, dan lebih segar. Kandungan serat dalam makanan tersebut juga termasuk tinggi.

Namun, diet ini tidak bisa diterapkan untuk semua orang. Diet makrobiotik tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui dan anak-anak. Oleh karena itu, sebelum menjalankan diet ini, sebaiknya konsultasikan pada ahli gizi. [*/MIL]

noted: Prinsip Keseimbangan dalam Diet Makrobiotik