Ayam bisa jadi merupakan menu makanan yang nyaris setiap hari dijumpai atau dikonsumsi. Ragam pengolahannya yang variatif membuat menu yang satu ini acap digemari. Belum lagi harganya yang relatif terjangkau bila dibandingkan dengan jenis daging lainnya. Hanya saja, ayam juga memiliki varian jenis lain yang membuatnya memiliki perbedaan dari segi rasa maupun harga.

Ayam lokal menjadi salah satu jenis ayam yang paling digemari. Mengandung sedikit lemak, lebih tinggi gizi, kaldu lebih sehat, serta rasa dan aroma lebih nikmat hanyalah beberapa kelebihan ayam lokal bila dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Hanya saja, harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan ayam broiler, membuat tidak semua tempat dapat menyajikan menu dengan bahan dasar ayam lokal.

Secara umum, sebenarnya produksi ayam Indonesia sudah berlebihan. Indonesia dapat dikategorikan mampu berswasembada unggas lantaran angka kebutuhan daging unggas nasional sebesar 650 ribu per tahun sudah jauh terlampaui. “Produksi ayam lokal sekitar 310 juta per tahun, sedangkan ayam broiler mencapai 3 miliar,” ungkap Sekjen Dewan Peternak Nasional yang juga Duta Ayam Lokal Ade M Zulkarnain. Hanya saja, produksi ayam lokal ditargetkan setidaknya mampu memenuhi 25 persen dari produksi ayam nasional. Terkait kemungkinan penggeseran pasar ayam broiler, Ade memprediksi, hal tersebut baru bisa terjadi sekitar 40 tahun lagi.

Kementerian Pertanian turut mendorong upaya Japfa Foundation, yayasan yang berfokus kepada pendidikan agrikultur, nutrisi, dan olahraga, mendorong produksi ayam lokal di Tanah Air. Namun, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menekankan pentingnya pembagian pangsa pasar ayam lokal dan ayam broiler. “Pangsa pasarnya perlu dibagi sehingga tidak terjadi guncangan,” ujarnya saat Pengangkatan Duta Ayam Indonesia di Jakarta, Jumat (17/3).

Produksi ayam lokal belakangan terus meningkat. Peningkatan tersebut dapat membuat permintaan pasar bertambah. Pasar menengah atas yang semula membeli ayam broiler dapat beralih secara penuh ke ayam lokal.  Sebagai Duta Ayam Indonesia, Ade memiliki tiga hal pokok dalam menjalankan tugas-tugasnya, yakni melindungi mengembangkan dan mendukung riset dan science ayam lokal Indonesia (termasuk ayam kampung), melestarikan keturunan ayam lokal (ayam kampung dan lain-lain), serta mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah serta usaha terkait ayam lokal sehingga dapat menjadi usaha yang menghasilkan.

Kiprah Ade sebagai peternak ayam inilah yang membawanya hingga ke posisi sebagai Sekretaris Jenderal Sekjen Dewan Peternak Rakyat Nasional (Depernas), yang memiliki 17 anggota asosiasi dari berbagai komoditas ternak. Kepala Japfa Foundation Andy Prasetyo mengatakan ras ayam lokal perlu dilindungi karena memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi. Selain itu, dilantiknya Ade M Zulkarnain sebagai duta ayam lokal diharapkan bisa membantu perkembangan dunia pendidikan agrikultur dan perlindungan ras ayam lokal. “Salah satu yang ingin dicapai adalah adanya working model sehingga bisa diterima pemerintah dan momentum pelestarian ayam lokal bisa menjadi kenyataan,” ujar Andy. [AYA]

 

Artikel ini terbit di edisi cetak harian Kompas 23 Maret 2017

Foto-foto shutterstock