Ungkapan “you are what you eat” tidak pernah usang. Bahkan, ungkapan ini dirasa perlu untuk lebih digemakan akhir-akhir ini karena melihat banyak penyakit yang dipicu oleh pola makan yang buruk. Banyak orang kurang disiplin dalam menetapkan pola makan. Efeknya pun baru disadari di kemudian hari. Pakar food combining Erikar Lebang menuturkan, sekitar 90 persen penyakit yang diderita manusia pemicunya berasal dari makanan yang dikonsumsi.

Untuk itu, ada baiknya Anda mencermati kebiasaan makan mulai sekarang. Bisa jadi pola makan yang sering Anda lakukan ternyata berdampak negatif bagi tubuh. Berikut ini beberapa di antaranya.

Karbohidrat + karbohidrat

                Anda termasuk orang yang gemar menyantap mi dengan nasi? Sebaiknya berhati-hati. Mi mengandung karbohidrat simpleks atau mudah terserap oleh tubuh. Nasi pun dikenal sebagai makanan yang mengandung karbohidrat tinggi. Jika dipadukan, total kalori dalam tubuh pun akan melonjak. Ini tidak hanya berlaku untuk paduan mi-nasi, tetapi juga kentang-nasi, atau paduan makanan yang mengandung karbohidrat lainnya. Bila kebiasaan ini diteruskan, kadar gula darah akan semakin tinggi. Dalam jangka panjang, penyakit diabetes mengancam.

Makan atau minum manis setelah makan utama

                Terkadang orang kurang memperhatikan asupan kalori saat makan. Sebagai contoh, menu makan siang hari berupa nasi putih satu porsi, sayur gudeg, ayam bakar, dan diakhiri dengan es teh manis. Bisa Anda hitung berapa jumlah asupan gula dalam tubuh? Baik nasi putih, sayur gudeg, maupun ayam bakar mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Jika Anda menambah dengan es teh manis, jumlah asupan gula akan semakin tinggi. Padahal, idealnya asupan gula tidak lebih dari 6 sendok teh per hari dan kandungan gula ini berasal dari beragam jenis makanan.

Makan berlebihan setelah olahraga

                Saat olahraga, terjadi pembakaran kalori dalam tubuh. Untuk mencukupi kembali asupan energi, konsumsi makanan diperlukan. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah waktu dan jenis asupan makanan. Sebaiknya, berikan jeda setelah berolahraga, sebelum makan. Selain itu, pilihlah jenis makanan yang bergizi seimbang dalam porsi yang cukup atau sedikit demi sedikit. Makan berlebihan langsung begitu usai berolahraga bisa memicu kram perut. Selain itu, makan berlebihan usai berolahraga juga bisa memicu obesitas.

Menggoreng ulang makanan

                Sajian lauk tidak habis dalam satu kali makan? Banyak orang yang menyisihkan menu lauk untuk makan berikutnya. Sebelum disantap, lauk yang umumnya berupa goreng-gorengan kembali digoreng agar lebih hangat. Padahal, ini bisa berakibat buruk bagi tubuh. Makanan yang digoreng dua kali berarti memungkinkan bertambahnya jumlah kolesterol dalam makanan. Lebih-lebih bila minyak kelapa sawit untuk menggoreng digunakan hingga berkali-kali. Idealnya, minyak goreng kelapa sawit hanya dipakai sekali untuk menggoreng.

Terlalu banyak makanan instan

                Erikar menuturkan, orang Indonesia sebenarnya mempunyai pola makan yang alami. Hal ini ditunjang oleh kondisi alam yang menyediakan sayuran dan buah segar yang mudah didapat. Namun, karena pola makan orang Indonesia banyak mengadopsi pola makan Barat, seperti banyak mengonsumsi makanan instan atau makanan cepat saji (junk food) dan makanan berprotein hewani tinggi, risiko kesehatan buruk semakin tinggi. Konsumsi banyak makanan yang diawetkan, diproses berulang, melalui proses pengemasan, dan menggunakan bahan tambahan bisa membuat seseorang rentan terkena penyakit berbahaya. Misalnya, kanker.

“Pemicu kanker dari faktor genetik itu hanya berpengaruh 5–10 persen. Selebihnya, kanker bisa dipicu oleh pola makan yang buruk,” kata Erikar. [MIL]

Klasikamus

Hiperkolesterolemia merupakan indikasi berlebihnya kadar kolesterol dalam darah. Idealnya, kadar kolesterol total (meliputi HDL/kolesterol baik, LDL/kolesterol jahat, dan trigliserida) di bawah 200 miligram per desiliter. Seseorang dikatakan hiperkolesterolemia bila kadar kolesterol total di atas 200 miligram per desiliter atau kadar kolesterol jahat/LDL jauh di atas 120 miligram per desiliter.

noted: pola makan buruk, tubuh kena getahnya