Menjadi tua bukan berarti sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Selama para lansia masih dapat melakukan sesuatu dengan kemampuan sendiri, hal ini patut dipertahankan dan selalu dilatih agar kondisi kesehatan pada usia lanjut tidak menurun drastis.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan para lansia untuk menjaga kemampuan diri sendiri agar tetap dapat berjalan optimal, misalnya para lansia dapat melatih diri dengan bermain puzzle dan teka-teki silang untuk menghindari kepikunan. Selain itu, mempelajari hal baru bagi para lansia ternyata dapat pula membantu menjaga kemampuan daya ingat.
Mempelajari hal baru
Dilansir dari telegraph.co.uk, sebuah studi yang dilakukan di University of Texas, Dallas, Amerika Serikat menemukan, bermain puzzle saja belum cukup untuk mempertajam memori. Mereka menjelaskan, orang yang berusia 60 tahun harus diajari keahlian baru untuk meningkatkan memori jangka panjangnya. Ternyata, fotografi digital termasuk di antaranya.
           Studi tersebut memantau 221 peserta yang berusia antara 60 hingga 90 tahun. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kegiatan sederhana, misalnya bermain puzzle dan mendengarkan musik klasik, sementara sisanya diajak belajar ilmu fotografi digital, merajut, melukis, dan hal-hal lain yang membutuhkan “tantangan” mental secara berkelanjutan. Peneliti mengawasi selama 15 jam seminggu dalam waktu 3 bulan.
Dari hasil belajar ditemukan, berdasarkan pembagian kelompok belajar itu, kemampuan otak mereka yang diberikan pelatihan dan pelajaran baru akan terus membaik dan meningkat. Melihat hasil tersebut, kepala penelitian dr Denise Park dan tim berencana terus memantau peserta dalam kurun waktu 5 tahun ke depan untuk memastikan keberhasilan studi ini.
 Dukungan, bukan memanjakan
Menerima dan belajar hal baru merupakan kemampuan alami bagi manusia. Namun, bagi lansia, ini jelas bukan hal mudah. Namun, jika dilakukan secara terus-menerus, kemampuan ingatan jangka panjang lansia akan lebih baik. Park juga menambahkan, dukungan dari keluarga pada lansia untuk terus belajar juga sama pentingnya. Dukungan dari keluarga akan memunculkan motivasi bagi para lansia agar terus mau belajar.
Selain itu, dukungan keluarga bukan berarti lansia mendapatkan perlakuan yang terlalu memanjakan. Pasalnya, perlakuan yang terlalu memanjakan dari orang sekitar justru akan membuat lansia menjadi kurang bergerak dan kurang mandiri.
Biarkanlah lansia tetap dapat melakukan segala aktivitas yang mereka senangi sendiri selama itu masih di dalam cakupan kemampuan diri. Mempelajari hal baru juga dapat menjadi caranya sehingga tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan jiwa para lansia. [ACH]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 26 Maret 2014