Kecelakaan lalu lintas di Indonesia terbilang tinggi. Sebanyak 61 persen diakibatkan manusia, 30 persen faktor sarana dan prasarana, dan 9 persen faktor pemenuhan persyaratan laik jalan.
Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah serius di banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan jumlah korban dari pembunuh nomor tiga di dunia tersebut.
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang terus fokus terhadap keselamatan lalu lintas. Negara adikuasa ini pernah melakukan investigasi terhadap sebuah kecelakaan yang diakibatkan mobil tanpa pengemudi (autonomous car) di Florida.
Seperti yang dilansir Reuters, Badan Keamanan Lalu lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) terus menyelidiki terjadinya kecelakaan yang menewaskan dua remaja di negara bagian AS tersebut. Sementara itu, pihak produsen kendaraan autopilot itu mengklaim produknya memiliki fitur keamanan yang sangat tinggi.
Disebutkan bahwa terdapat delapan kantung udara (airbag) yang melindungi penumpang depan dan belakang. Bila terjadi tabrakan, sistem baterai secara otomatis terputus dari sumber daya utama.
Keselamatan berkendara tidak hanya menjadi perhatian pemerintah setempat. Berbagai lapisan pun turut ambil bagian dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas, contohnya sebuah organisasi internasional dengan situs webnya www.safercar.gov. Melalui situs tersebut, masyarakat dapat mencari peringkat keamanan sebuah kendaraan.
Informasi yang dipublikasikan di dunia maya tersebut merupakan hasil kerja sama dengan NHTSA. Pada laman itu terdapat informasi tentang uji keamanan dari berbagai merek mobil yang dijual di AS sejak 1990. Dengan data-data yang disuguhkan, masyarakat dunia bisa membandingkan tingkat keamanan mobil yang satu dengan lainnya.
Lembaga Asuransi untuk Keselamatan Jalan Raya (IIHS) juga melakukan hal serupa. Melalui situs resminya, www.iihs.org, lembaga asuransi ini melaporkan hasil tes kecelakaan secara independen.
Ini hampir sama dengan yang dilakukan NHTSA, bedanya, IIHS melakukan tes tabrakan yang berakibat pada bagian belakang, sementara NHTS tidak melakukan hal tersebut. IIHS juga melakukan tes tabrakan di salah satu sisi depan lebih ketat daripada uji tabrakan frontal secara penuh.
Informasi yang diberikan oleh NHTSA dan IIHS dapat dijadikan gambaran calon konsumen tentang seberapa besar fitur keselamatan yang dimiliki sebuah mobil. Memang, akan lebih akurat lagi apabila data-data tersebut dikonfirmasi kembali ke pihak produsen atau pabrikan.
Terlepas hal tersebut, kita tidak ingin kecelakaan lalu lintas menimpa diri kita. Namun, jika kecelakaan itu akhirnya tidak dapat dihindari, perhatikan hal-hal berikut ini.