Setiap bisnis pasti bersinggungan dengan bisnis lainnya. Sebut saja e-commerce yang kini terus tumbuh perlahan di Indonesia berhasil menghidupkan banyak sektor lainnya. Misalnya, jasa pengiriman barang dan situs lowongan kerja tentunya akan semakin bertambah pekerjaannya. Mengutip dari situs web DailySocial, Aria Rajasa co-founder Tees Indonesia mengatakan ada beberapa faktor yang harus dicermati dalam membangun bisnis e-commerce.
Pertama adalah permasalahan supply and demand. Aria bercerita perusahaannya pernah mendapatkan pertumbuhan tinggi terkait pembuatan kaus partai. Pada 2014, penjualan Tees naik hingga 50 persen per bulan. Untuk terus menggenjot pertumbuhan, Tees membuat tampilan situsnya menjadi mobile friendly. Pertumbuhan ini tentunya menjadi seulas senyum, tetapi bagi perusahaannya malah menjadi masalah, yaitu soal ketersediaan produk. Menurut Aria, menaikkan demand lebih mudah daripada supply pada stage awal perusahaan asal produknya bagus. Nah, kesulitannya adalah mempertahankan kualitas sembari meningkatkan ketersediaan barang. Oleh karena itu, hal tersebut harus diperhatikan dengan detail.
Kedua adalah SDM yang baik. Setiap pebisnis tentu memiliki kriteria masing-masing untuk setiap calon pegawainya. Namun, Aria menjelaskan kalau memiliki pegawai yang terampil dan siap kerja adalah sebuah nilai tambah. Sayangnya, orang dengan spesifikasi ini tidak mudah ditemukan. Pemilik usaha harus memberikan pelatihan dan kesempatan pegawainya untuk belajar. Aria malahan memilih mahasiswa dan melatihnya dari awal. Dia mengaku, mayoritas pekerjanya sudah masuk perusahaan sebelum lulus kuliah.
Ketiga adalah memperhatikan arus pendapatan dan utang. Aria mengingatkan e-commerce adalah bisnis yang menarik, tetapi ekosistemnya belum matang, maka terkadang diperlukan dana untuk berkembang, biaya pemasaran, hingga edukasi pasar. Oleh karena itu, Aria mengatakan, harus pintar menentukan kapan meningkatkan spend di iklan, kapan harus merekrut orang baru. Meski uang tidak boleh menganggur dan tidak produktif, jangan sampai overspend. [*/VTO]
foto: shutterstock