Kisah tentang seorang “anak kecil” yang seyogianya polos dan lugu, namun ternyata adalah seorang pembunuh berdarah dingin, tentu menarik disimak. Film ini menceritakan tentang bagaimana awalnya sosok tersebut menjejakkan kaki di Amerika.

Sosok tersebut bernama Esther (Isabelle Fuhrman). Pada film terdahulu, Orphan (2009), dikisahkan bagaimana Esther menjadi seorang anak yang melakukan banyak kejanggalan. Nyatanya, hal itu karena Esther sejatinya bukanlah anak kecil.

Ia memiliki kelainan langka yang disebut hypopituitarism. Kelainan itu membuatnya tampak seperti anak usia sembilan tahun, meski sesungguhnya telah berusia 30-an tahun. Pada prekuel bertajuk Orphan: First Kill, diceritakan latar belakang Esther.

Nama Esther sebenarnya Leena Klammer. Ia pasien pada sebuah fasilitas di Estonia bagi penderita gangguan kejiwaan. Di fasilitas tersebut, Leena dikenal sebagai salah satu pasien yang berbahaya. Terbukti, ia kemudian membunuh seorang penjaga dan berhasil meloloskan diri.

Leena kemudian mengatur sebuah penyamaran yang brilian dengan menggunakan identitas seorang anak yang hilang bernama Esther. Penyamaran itu kemudian membawanya menyeberang lautan ke Amerika dan masuk ke dalam keluarga Albright yang kaya.

Leena yang telah berganti identitas menjadi Esther kemudian berhadapan dengan situasi yang tidak disangka-sangka dengan keluarga barunya.

Kehilangan sentuhan

Apa yang membuat sekuel tahun 2009 menarik adalah fakta bahwa seorang anak kecil ternyata sejatinya adalah orang dewasa. Dengan penampilan anak-anak yang polos, tetapi perilakunya janggal, bahkan brutal, sosok Esther menjadi terasa amat mengerikan. Ada sesuatu yang amat salah, yang membuat film terdahulu menjadi kisah horor yang menarik.

Akan tetapi, faktor kejut tersebut sirna pada prekuelnya ini—terutama bagi mereka yang telah mengikuti film terdahulu. Sejak awal, penonton sudah tahu bahwa Esther bukanlah seorang anak kecil. Selain itu, ada beberapa kesejajaran alur dengan film terdahulu, antara lain ketertarikan dengan lawan jenis. Hal itu mengingat Esther sebenarnya adalah seorang dewasa.

Meski demikian, Esther atau Lenna memang sosok yang kejam di balik tampang polosnya. Isabelle Fuhrman yang kembali memerankan Esther tampil gemilang.

Secara usia, Isabelle yang sekarang berusia 25 tahun kian mendekati usia karakter yang diperankan. Fisik Isabelle yang sudah dewasa tak menghalangi ia memerankan karakter Esther.

Orphan
Dibutuhkan trik-trik tersendiri agar Isabelle bisa tampak seperti anak kecil, di antaranya pemeran lain berjalan di atas jalur khusus sehingga tampak lebih tinggi.

Penata rias dan juru kamera patut mendapatkan pujian karena mampu menampilkan sosok Esther. Dibutuhkan trik-trik tersendiri agar Isabelle bisa tampak seperti anak kecil.

Walau kehilangan sebuah elemen yang bisa jadi merupakan yang utama pada film ini, Orphan: First Kill. Namun, film ini tetap menarik ditonton sebagai film tersendiri, tanpa harus memahami prekuelnya.

Cerita yang ditulis David Leslie Johnson-McGoldrick dan Alex Mace, serta screenplay yang dipegang David Coggeshall, mampu menghasilkan tontonan yang menarik. Meski menampilkan sisi brutal Esther, tetapi hadirnya bumbu-bumbu humor membuat film ini tidak terlalu menakutkan sebagai film horor.

Menariknya, yang menjadi twist bukan lagi sosok Esther, melainkan keluarga Albright. Termasuk latar belakang mengapa Esther yang asli menghilang.

Di tengah serbuan film-film horor yang banyak menghiasi layar-layar bioskop Tanah Air, Orphan: First Kill bisa menjadi alternatif tontonan yang menyenangkan.

Jenis Film:
Kriminal, Drama, Horor

Sutradara:
William Brent Bell

Skenario:
David Coggeshall

Produser:
Ethan Erwin, Alex Mace, Hal Sadoff, James Tomlinson

Pemeran:
Isabelle Fuhrman, Julia Stiles, Rossif Sutherland, Hiro Kanagawa, Matthew Finlan, Samantha Walkes, Dave Brown, Lauren Cochrane, Gwendolyn Collins

Durasi:
98 Menit

Rilisan:
AS

Tayang perdana:
31 Agustus 2022

Review overview

Overall8

Summary

8Orphan First Kill merupakan awal kisah Esther, seorang dewasa dalam fisik anak-anak, yang berperilaku janggal, bahkan brutal.