Sepanjang sejarah, beberapa negara di dunia memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya. Alasan di balik perpindahan ini beragam, mulai dari faktor geopolitik, ekonomi, hingga bencana alam. Berikut negara-negara yang berganti ibu kota dan alasan di balik perpindahan tersebut.

Turkiye dari Istanbul ke Ankara (1923)

Pada 1923, Turkiye, yang baru saja mendirikan republik setelah runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, memindahkan ibu kotanya dari Istanbul yang bersejarah ke Ankara. Alasan utama perpindahan ini adalah untuk menjauhkan pemerintahan dari pengaruh kuat Istanbul. Ankara dipilih karena dianggap lebih sentral dan aman secara geopolitik.

Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia (1960)

Rio de Janeiro, dengan keindahan pantainya yang ikonik, telah lama menjadi ibu kota Brasil. Namun, pada 1960, pemerintah Brasil memindahkan ibu kotanya ke Brasilia, sebuah kota yang baru dibangun di dataran tinggi pedalaman. Perpindahan ini bertujuan untuk mendorong pembangunan di wilayah tengah-barat Brasil yang masih tertinggal dan untuk mempersatukan negara yang luas ini.

Tanzania dari Dar es Salaam ke Dodoma (1973)

Tanzania, yang sebelumnya bernama Tanganyika, memindahkan ibu kotanya dari Dar es Salaam yang ramai ke Dodoma pada 1973. Alasan utama perpindahan ini adalah untuk memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi yang lebih sentral dan untuk mendorong pembangunan di wilayah tengah negara yang masih tertinggal. Dodoma juga dinilai lebih aman dari serangan asing karena letaknya yang jauh dari pesisir.

Nigeria dari Lagos ke Abuja (1991)

Lagos, kota terpadat di Afrika, pernah menjadi ibu kota Nigeria selama bertahun-tahun. Namun, pada 1991, Pemerintah Nigeria memindahkan ibu kotanya ke Abuja, sebuah kota yang baru dibangun di pedalaman. Perpindahan ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan kepadatan penduduk di Lagos, serta untuk mempersatukan negara yang multi-etnis ini.

Kazakhstan dari Almaty ke Astana (1997)

Kazakhstan juga melakukan pemindahan ibu kota dari Almaty ke Astana pada 1997. Hal ini dilakukan akibat kepadatan Almaty yang juga berfungsi sebagai pusat perdagangan negeri di Asia Tengah itu. Uniknya, pada 2019, Presiden negara itu Nursultan Nazabayev mengubah nama Astana menggunakan namanya sendiri. Namun, suksesornya, yakni Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyetujui proposal pengembalian nama ibu kota menjadi Astana pada 2022 lalu.

Myanmar dari Yangon ke Naypydaw (2005)

Penguasa militer Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke sebuah lokasi di utara pada 2005. Kota itu akhirnya dinamai sebagai Naypydaw. Beberapa pihak menyebut bahwa alasan pemindahan ini diakibatkan prediksi serangan asing dari wilayah laut.

Indonesia dari Jakarta ke Nusantara (2024)

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, juga memindahkan ibu kotanya dari Jakarta ke Nusantara, sebuah kota baru yang dibangun di Kalimantan Timur. Perpindahan yang dijadwalkan mulai pada 2024 ini, bertujuan untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan penduduk di Jakarta, serta untuk mendorong pembangunan di wilayah timur Indonesia yang masih tertinggal.

Pemindahan ibu kota merupakan sebuah keputusan besar yang tidak bisa diambil dengan mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti biaya, logistik, dan dampak sosial. Namun, bagi negara-negara yang telah berhasil memindahkan ibu kotanya, perpindahan ini dapat membawa manfaat yang signifikan, seperti mendorong pembangunan, meningkatkan persatuan nasional, dan menciptakan identitas baru bagi negara.

Baca juga7 Negara dengan Kasus Pemerkosaan Tertinggi