Lupus atau secara medis disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun kronis yang menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan otak. Pada kondisi ini, sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang jaringan sehat karena kesalahan identifikasi. Lupus dikenal sebagai penyakit “1001 wajah” karena gejala nya yang sangat beragam dan sering menyerupai penyakit lain. 

Gejala Umum Lupus 

Gejala lupus dapat bervariasi pada setiap individu, tapi yang paling sering meliputi: 

  • nyeri sendi yang tidak kunjung sembuh
  • ruam merah berbentuk kupu-kupu di wajah
  • sariawan berkepanjangan tanpa rasa nyeri
  • kelelahan ekstrem 
  • sensitivitas terhadap sinar matahari 
  • demam tanpa sebab yang jelas 

Karena gejalanya sering menyerupai penyakit lain, lupus sering kali sulit didiagnosis secara dini. Itulah mengapa penting untuk memahami mitos dan fakta yang beredar di masyarakat. 

Mitos dan Fakta Lupus

Mitos 1: lupus penyakit kutukan dan menular

Banyak orang yang beranggapan bahwa lupus adalah penyakit kutukan atau penyakit menular. Hal ini sama sekali tidak benar. Lupus adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan hormonal, bukan karena kutukan ataupun virus. Artinya, lupus tidak bisa menular melalui kontak fisik atau udara. 

Mitos 2: penyandnag lupus tidak bisa hamil 

Faktanya penyandang lupus bisa hamil dan memiliki anak yang sehat, asalkan kehamilan direncanakan dengan baik. Ibu dengan lupus disarankan untuk hamil setelah minimal 6 bulan dalam fase remisi (kondisi lupus terkendali) agar risiko komplikasi lebih rendah. Konsultasi dengan dokter reumatolog dan ginekolog sebelum merencanakan kehamilan sangat dianjurkan untuk memastikan kondisi ibu dan janin tetap sehat.

Mitos 3: tes ANA positif pasti lupus 

Faktanya, tes antinuclear antibody (ANA) sering digunakan untuk mendeteksi penyakit autoimun, termasuk lupus. Namun, hasil ANA positif tidak selalu berarti seseorang mengidap lupus. Sekitar 5 persen hingga 15 persen orang sehat juga bisa memiliki hasil ANA positif. Pemeriksaan klinis dan analisis laboratorium lainnya diperlukan untuk memastikan diagnosis lupus. 

Mitos 4: lupus bisa disembuhkan sepenuhnya 

Faktanya,  saat ini lupus belum bisa disembuhkan secara total. Pengobatan lupus difokuskan untuk mengurangi gejala, mencegah kerusakan organ, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Target pengobatan adalah mencapai fase remisi atau saat aktivitas penyakit terkontrol dengan baik. 

Tips Menjalani Hidup Sehat dengan Lupus

Bagi penyandang lupus, menjalani pola hidup sehat sangat penting. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan. 

  • Konsultasi rutin ke dokter: pantau perkembangan penyakit secara berkala. 
  • Pola makan sehat: konsumsi makanan bergizi dan hindari makanan pemicu inflamasi.
  • Aktivitas fisik ringan: lakukan olahraga ringan secara rutin untuk menjaga kebugaran. 
  • Kelola stres dengan baik: stres berlebihan bisa memicu flare lupus.
  • Hindari paparan matahari berlebihan: gunakan pelindung kulit saat beraktivitas di luar ruangan. 

Mitos dan kesalahpahaman mengenai lupus masih banyak beredar di masyarakat. Penting untuk meluruskan informasi yang tidak akurat agar para pejuang lupus mendapatkan dukungan yang tepat dan tidak diskriminasi. Lupus bukan penyakit menular, dan pasien lupus bisa menjalani hidup yang sehat dan produktif dengan perencanaan yang baik dan dukungan yang tepat.

Baca juga: Apa itu Meningitis? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pengobatan