Komodo hanya dapat dijumpai di Nusa Tenggara Timur. Wisatawan bisa melihatnya di Pulau Rinca atau Pulau Komodo. Pulau Rinca, karena jaraknya lebih dekat dari Labuan Bajo, menjadi destinasi yang paling sering disambangi untuk bertemu kadal purba ini.

Dari pelabuhan di Labuan Bajo, Pulau Rinca lebih mudah dijangkau, dapat ditempuh dalam waktu 1,5–2 jam dengan kapal. Sepanjang perjalanan dari Labuan Bajo ke Pulau Rinca, mata disuguhi pemandangan air biru yang jernih, dengan pulau-pulau berlapiskan sabana di antara birunya laut. Belum sampai di Pulau Rinca pun, pengunjung sudah terhibur dengan panorama.

Antusiasme bertambah ketika kapal merapat di dermaga. Gerbang Loh Buaya dengan patung komodo menyambut wisatawan. Diapit pohon-pohon bakau, wisatawan akan berjalan di setapak yang mengarah masuk ke kawasan Loh Buaya, area di Pulau Rinca yang bisa dijelajah pengunjung. Sesekali kita melihat monyet di antara pohon-pohon bakau.

Untuk bertemu dengan komodo, wisatawan bisa memilih rute trekking yang ditawarkan pengelola TN Komodo. Ada beberapa rute yang dapat dipilih berdasarkan durasi perjalanannya. Rute pendek (1–1,5 jam), rute medium (1,5–2,5 jam), dan rute panjang (2,5–3 jam). Bermula dari memilih rute, perjalanan menyusuri Rinca pun dimulai.

Baca juga : 

Mengenal komodo lebih dekat

Wisatawan akan didampingi jagawana (ranger) yang sekaligus menjadi pemandu. Sejak awal memulai trekking, di beberapa titik sudah tampak sekelompok komodo sedang berjemur. Di kejauhan, satu dua komodo terlihat berjalan lambat.

Kuba Arisda, salah satu jagawana, mengingatkan para pengunjung untuk tidak berdiri terlalu dekat dengan komodo atau membuat gerakan mendadak. Jika merasa terancam, komodo bisa menyerang. Untuk mengantisipasi risiko itu, setiap jagawana pun membawa tongkat yang ujungnya bercabang dua.

“Tongkat ini semacam senjata untuk kondisi darurat jika sewaktu-waktu komodo menyerang. Komodo bisa dilemahkan dengan menekankan tongkat tersebut ke bagian lehernya,” kata Kuba.

Sambil menyusuri Loh Buaya, Kuba memberi penjelasan soal komodo dan habitatnya. Tak hanya menikmati pemandangan dan melihat komodo secara langsung, pengunjung juga akan mendapatkan informasi berharga tentang komodo, seperti bagaimana tubuh mereka menyesuaikan diri dengan sekitar, kebiasaan makan komodo, atau perkembangbiakan komodo.

“Nah, lihat lubang pasir itu. Lubang itu tadinya digali burung gosong untuk mengeramkan telurnya. Sekarang, setelah telurnya menetas, lubang itu bisa dipakai komodo untuk memendam telurnya. Mereka tidak menggali lubang sendiri,” Kuba menjelaskan sambil membawa pengunjung mendekat ke lubang pasir itu.

Seperti halnya komodo, burung gosong kaki merah (Megapodius reindwardt) menetaskan telurnya di dalam tanah. Kedua hewan ini sama-sama memanfaatkan panas dari lingkungan untuk mengerami telurnya. Di sisi lain, komodo juga merupakan predator bagi telur burung gosong.

Hubungan-hubungan seperti itu membuat komodo sangat bergantung pada ekosistemnya. Ketersediaan mangsa pun amat penting. Di habitatnya, komodo memangsa beragam hewan lain seperti babi hutan, rusa, komodo lain, musang, tikus, monyet, atau burung. Namun, komodo lebih suka memakan binatang yang telah mati atau bangkai.

Untuk mendeteksi mangsa atau bangkai, komodo menggunakan lidahnya untuk menangkap partikel-partikel bau atau zat kimia di udara dan tanah. Partikel ini selanjutnya disimpan di organ jacobson, sejenis “hidung super”, pada bagian langit-langit mulutnya.

Komodo dapat mendeteksi bau sampai jarak 5 kilometer. Namun, dengan bantuan embusan angin, bau dari jarak 11 kilometer pun kadang bisa tertangkap indra komodo.

“Senjata” lain komodo adalah air liurnya yang mengandung bakteri yang mematikan. Air liur ini dapat menyebabkan keracunan pada darah mangsa sehingga perlahan-lahan mangsa akan mati. Oleh karena itu, kita mesti berhati-hati jika berhadapan dengan komodo.

Hal lain yang perlu diingat ketika berkunjung ke Pulau Rinca di Taman Nasional Komodo, tempat ini utamanya adalah area konservasi, bukan semata-mata tempat wisata. Sangat penting untuk berwisata dengan bertanggung jawab.