I’m going to tell you a story about a boy who would never grow up.
But this isn’t the story you’ve heard before…. Sometimes, to truly understand
how things end, we must first know how they begin.
Penggalan paragraf tersebut digaungkan pada salah satu trailer film fantasi terbaru, Pan. Film ini berkisah tentang Peter Pan, karakter populer ciptaan JM Barrie, penulis asal Skotlandia. Berbeda dengan beberapa film tentang Peter Pan yang pernah ada, Pan mengangkat kisah mengenai Neverland sebelum Peter dikenal sebagai Peter Pan. Asal mula Peter Pan menjadi fokus, memberikan jawaban kepada seluruh anak di dunia mengenai identitas bocah yang bisa terbang dan berteman dengan peri tersebut.
Orisinalitas JM Barrie
Asal-usul Peter Pan pernah disinggung sedikit oleh Barrie dalam Peter Pan in Keshington Gardens (1906). Peter, yang dikisahkan adalah seekor burung, saat berumur tujuh hari merangkak keluar dari jendela rumahnya dan pergi ke Keshington Gardens untuk bertemu dengan kaumnya.
Namun, seekor burung gagak menjelaskan kalau dia bukanlah seekor burung. Merasa sedih, Peter berusaha kembali ke rumahnya dengan bantuan peri. Sayangnya, di sana, Peter menemukan bahwa ibunya telah melahirkan anak laki-laki dan melupakannya. Peter pun kembali ke Keshington Gardens dengan hati yang hancur. Sepenggal asal-usul tersebut tak pernah lagi disinggung dalam novel lanjutan yang terbit pada 1911, Peter and Wendy.
Versi Joe Wright
Berdasarkan keingintahuannya akan sejarah Peter Pan, penulis naskah Jason Fuchs mengembangkan sebuah kisah yang tidak pernah diungkap sebelumnya. Bekerja sama dengan Joe Wright, yang terkenal andal memvisualisasikan imajinasi dan fantasi dalam bentuk senyata-nyatanya, dia berusaha mewujudkan pertanyaan masa kecilnya.
Kisah ini didesain dengan mengambil sudut pandang anak-anak, sebab dunia imajinasi mereka tak berbatas. Tak heran, film ini memvisualisasikan Neverland sebagai dunia yang penuh dengan warna dan hal-hal yang tak mungkin. Di dalamnya juga terdapat keanehan, ketakutan, kengerian, kelucuan, kesepian, dan kerinduan akan keluarga.
Kisah mengenai pertemanan Hook dan Peter menjadi hal yang menarik dalam film ini. Imajinasi anak yang tak berbatas memungkinkan musuh bebuyutan ternyata adalah teman di masa lalu. Diperankan oleh Garrett Hedlund, karakter ini digambarkan sebagai seseorang yang misterius, yang tidak pernah ingat asal-usulnya. Sebagai salah satu budak Blackbeard, dia tumbuh menjadi seorang pejuang yang egois, yang memanfaatkan Peter untuk kabur dari tambang Blackbeard dan berusaha kembali ke tempat asal yang tidak pernah dia ingat.
Karakter lain yang juga muncul di film ini adalah Blackbeard. Namun, tak ada janggut hitam, tak ada pakaian ala bajak laut. Blackbeard dalam Pan tampil “menyeramkan†dengan gayanya yang nyentrik: gaun ala Louis XIV dengan tatanan rambut ala Maria Antoinette.
Pemeran karakter ini, Hugh Jackman, saat diwawancara eksklusif dalam rangka promo film Pan di Hongkong, 28–30 September lalu, menuturkan kalau ada alasan di balik pemilihan kostum tersebut. “Kostum tersebut menunjukkan kalau Balckbeard ingin tampil lebih dari orang lain. Dia ingin orang menoleh kepadanya.â€
Hal tersebut tentu wajar melihat keberadaan karakter ini yang merupakan bajak laut yang memiliki ribuan buruh. Dari sisi kepribadian, Blackbeard juga menyimpan misteri akan kegagalan cintanya di masa lalu, yang membuatnya menjadi sosok yang dingin, menakutkan, tetapi di sisi lain memiliki selera humor yang tinggi. Kelabilan kepribadian Blackbeard sebenarnya menunjukkan kekosongan, kepedihan, dan kelelahannya dalam menjalani hidup.
Film ini menyajikan imajinasi liar seorang anak yang tidak harus melulu sejalan dengan kisah orisinal yang sudah pernah ada. Ketika seorang anak melamunkan dunia yang ada di kepalanya, semuanya menjadi mungkin. Seperti yang kembali diungkapkan Jackman, “It’s like being in the middle of Alice in Wonderland, the feeling that you’re delving into a child’s imagination.†[DLN]
noted:Â Menyibak Kisah yang Tak Pernah Didongengkan Sebelumnya