Matanya sudah membidik sasaran melalui jendela bidik kameranya. Sesaat sebelum menekan pelatuk kamera, tetiba dia membatalkan niatnya. Sang model menangis dan segera digendong ibunya. Dia kembali harus menunggu mood sang model kembali. Itulah sekelumit cerita dari profesi Max Roza (35) sebagai fotografer khusus anak.

“Saat ingin melakukan sesi pemotretan, yang perlu kita pahami adalah si anak itu adalah bosnya. Kita yang harus mengikuti dia, kemauannya, dan tidak bisa kita mengaturnya. Kalau menangis malah semakin susah,” ujarnya.

Oleh karena itu, Max kerap kali membutuhkan banyak bantuan baik dari orangtua si anak maupun dari asistennya. Mulai dari membuat mimik muka lucu hingga melambaikan tangan atau balon supaya si anak bisa tersenyum dan mau menatap kamera. “Capek sih, tapi senang. Karena pada dasarnya saya suka sekali sama anak kecil, ya saya menikmati,” ucapnya.

Menurut Max, memotret anak kecil memiliki perbedaan dengan memotret orang dewasa atau pun pemandangan. Ada sebuah ekspresi yang tulus dan asli sebagai seorang manusia. “Anak kecil memiliki ekspresi yang kaya dan berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Tidak hanya ekspresi raut wajah, tetapi banyak lagi yang bisa diekplorasi,” ujar pria lulusan sebuah universitas di Perth, Australia ini.

Awalnya, Max merupakan seorang pegawai di dunia periklanan sesuai dengan latar belakang pendidikandi bidang desain grafis dan multimedia. Namun, hobinya akan fotografi membulatkan niatnya. “Sepertinya ini memiliki peluang untuk menjadi sebuah dunia usaha yang lain,” ujarnya.

Akhirnya, pada 2008 Max membuat hobi fotografinya ini menjadi sebuah usaha mandiri dengan nama Kleinkind. Nama Kleinkind sendiri diambil dari bahasa Jerman yang memiliki arti anak kecil. Ini sesuai dengan karakter usahanya, yaitu menjadikan anak kecil sebagai model. “Dulu mulai dari suka motret keponakan, anak teman, atau anak-anak kecil lainnya. Lalu, ada yang bilang bagus. Ada yang mulai minta fotoin. Ya dari situlah Kleinkind saya buat,” ujar Max.

Usahanya kini sudah berkembang lebih jauh. Max memasarkan usaha melalui media sosial. Menurutnya, cara ini merupakan cara paling mudah dan murah untuk wirausahanya. Setelah menikah, Max mendapatkan bala bantuan untuk mengurus usahanya, terutama soal pemasaran dan arus keuangan, dari sang istri sendiri. “Kebetulan, istri saya juga senang sama anak kecil. Jadi, kita jalankan bersama sekarang,” ucapnya. [VTO]

Galeri

noted: menyelami dan merekam dunia anak kecil