Terimpit di antara gedung-gedung tinggi, kehadiran taman kota bak oase di padang gurun. Ia bertugas sebagai paru-paru kota untuk mengisap polusi udara dan ciptakan lingkungan yang lebih ramah warga. Ia juga menjadi wadah yang memiliki nilai sosial, sekaligus tempat strata masyarakat melebur tak bertuan.

Di berbagai negara di dunia, taman kota justru menjadi ikon dan salah satu atraksi wisata. Central Park di Manhattan, New York, AS, misalnya, menjadi ikon dan kerap dijadikan latar cerita dalam film layar lebar dan pertunjukan seni. Karena kepopulerannya pula, kurang afdol rasanya jika tidak menyempatkan diri mengunjungi Central Park ketika menyambangi New York.

Demikian pula di Hong Kong, kota pelabuhan yang amat sibuk dan dikenal dengan hutan beton pun masih menyisakan area hijau bagi warganya. Masih ingat dengan Victoria Park? Area yang dikenal sebagai tempat para TKI berkumpul ini tak kalah legendaris dibandingkan tempat belanja Ladies Market.

Di Indonesia, kehadiran taman kota sesungguhnya telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Hanya, dalam perkembangannya taman kota kerap kali tak berfungsi sebagaimana mestinya.  Menjadi kumuh dan kotor, bahkan tak lagi layak dikunjungi warga. Gerakan pemulihan taman kota pun bermunculan sejak dua tahun lalu. Ada yang digagas dari komunitas masyarakat dengan dukungan pihak swasta, Pemprov DKI Jakarta sendiri juga termasuk yang gencar mengembalikan wajah taman kota.

Apa sebenarnya manfaat yang bisa dipetik dari taman kota? Selain sebagai ruang terbuka hijau, taman kota menjadi alternatif area rekreasi bersama keluarga yang lebih edukatif. Alih-alih melulu berada di mal, anak bisa bermain leluasa di taman sekaligus belajar mengenali jenis dan sifat tumbuhan, serta berinteraksi dengan orang lain.

Kehadiran taman kota pun berperan besar untuk meningkatkan kualitas udara dan meminimalkan risiko banjir. Pohon dan tanaman menyerap gas karbondioksida serta menjadi resapan air dalam kapasitas besar. Sementara itu, Melalui proses sintesis, pohon mengeluarkan oksigen yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas udara.

Taman kota juga menjadi salah satu cara untuk menyeimbangkan ekosistem lingkungan kota dengan menjadi rumah bagi berbagai binatang liar seperti burung. Ah, mendengarkan nyanyian suara burung tak perlu beranjak jauh dari rumah bukan? [ADT]

foto: Tommy Budi Utomo