Para pekerja Anda tidak bahagia? Cobalah untuk menaruh teknologi dalam banyak aspek pekerjaan. Hal ini terungkap melalui studi yang dilakukan Dell dan Intel bertajuk “2014 Global Evolving Workforce Study”.

Studi ini dilakukan terhadap 4.764 karyawan tetap di 12 negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Brasil, Tiongkok, India, Rusia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Afrika Selatan. Survei ini melibatkan 6 industri swasta (keuangan, manufaktur, ritel, media dan hiburan, kesehatan, serta pendidikan) dan 3 sektor publik (pemerintahan, kesehatan, dan pendidikan).

Studi ini mengungkapkan, karyawan dipastikan rela berpindah jika ditawarkan teknologi yang lebih baik untuk mendukung kinerja. Pekerja di sektor media dan hiburan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk pindah karena keterbatasan teknologi di kantornya.

Menurut 66 persen responden, teknologi memengaruhi cara kerja. Sementara 46 persen mengatakan teknologi meningkatkan produktivitas dan membuat komunikasi menjadi lebih cepat. Namun, anomali terjadi di India. Menurut responden di sana, teknologi justru menghambat produktivitas dan karier.

Responden yang berasal dari negara berkembang mengungkapkan, mereka menggunakan beberapa perangkat utnuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka justru lebih suka menggunakan desktop untuk bekerja. Komputer tablet digunakan ketika mengoneksikan ke perangkat lain. Sebanyak 62 persen karyawan mempertimbangkan dekstop sebagai perangkat kerja utama, terutama bagi yang bekerja di sektor keuangan, kesehatan, dan pemerintahan.

Sementara itu, sebanyak 43 persen karyawan mengaku bahwa mereka secara diam-diam menggunakan ponsel untuk urusan kerjaan. Tak heran, hal ini membuat TI harus mampu mengelola dan mengamankan perangkat yang ada di dalam perusahaan.

Walau begitu, mereka tetap percaya bahwa peranan manusia sebagai pelaku bisnis tidak akan bisa digantikan oleh komputer dan mesin. Hanya 34 persen yang melihat sistem kerja akan menjadi otomatis dan manusia tidak diperlukan lagi. Pemikiran pesimistis ini justru datang dari negara berkembang seperti Uni Emirat Arab, India, dan Turki. Sementara itu, AS dan Jepang justru memilih sentuhan manusia di tempat kerjanya. [*/VTO]

noted: menjadikan pekerja bahagia