Kemacetan Ibu Kota yang biasanya memuncak setiap usai jam kerja tak menyurutkan sekumpulan anak muda menggali ilmu di Conclave, Jakarta Selatan. Pada Jumat (6/3), lebih dari 150 peserta menghadiri Grand Launching ASEAN Leaderpreneur Conference (ALC) 2015. Beberapa di antaranya mewakili komunitas Young On Top, Youth Care, dan KOPMA UNJ.

Acara ALC 2015 diinisiasi oleh ASEAN Youthpreneur Community (AYPC) dan Business Knowledge Global (BKG) Indonesia. Kedua komunitas ini membentuk wadah bagi para pemuda di regional ASEAN, khususnya yang tertarik pada bidang kewirausahaan dan kepemimpinan untuk berkolaborasi. Pemuda menjadi pemimpin merupakan semangat yang digaungkan.

Turut hadir tiga pengusaha tingkat internasional yang menjadi pembicara, yaitu CEO Wardour and Oxford Wempy Dyocta Koto, pakar entrepreneur Malaysia Effendy Zulkifly, dan pakar keuangan Malaysia Dzulkifly Saiini. Ketiga pembicara menyampaikan materi presentasi dalam talkshow “Role of Social Media and Digital Platform on Business”.

Effendy Zulkifly menekankan perlunya pembentukan pola pikir digital bagi pengusaha muda, terutama dalam bidang wirausaha. Wempy Dyocta Koto, yang tampil berikutnya, berbicara tentang bagaimana memasarkan suatu brand melalui media sosial. Sementara itu, Dzulkifly Saiini memaparkan cara mempercepat potensi bisnis melalui platform digital dan penggunaan digital currency. Ia menjelaskan, proses transaksi di dunia digital kian berkembang.

Pemuda merupakan penjaga bangsa yang berada di garda depan untuk masa mendatang. Individu wajib mempersiapkan diri menghadapi persaingan global dalam dunia digital. Tak hanya meningkatkan wawasan bisnis, tetapi juga mengasah kemampuan untuk memperluas jaringan antarpemuda se-Asia Tenggara.

Pentingnya bekal diri tak lepas dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang. Indonesia tak perlu takut menghadapi negara-negara lain, misal Malaysia dan Singapura. Tetap positif dan optimistis.

“Kunci sukses untuk menghadapi MEA adalah kolaborasi, bukan kompetisi. Tidak lagi mengambil segala sesuatu dari negara lain, tetapi lebih banyak memberi. Kita beri ilmu kepada negara lain, progress, dan inovasi. Berbagi dan berkolaborasi merupakan kunci kebahagiaan. Lebih banyak berbagi, menjadikan kita lebih berbahagia,” ujar Wempy yang memilih kembali ke Tanah Air setelah melanglang buana ke berbagai negara ini. Pada 2013, ia memperoleh penghargaan Asia Pacific Entrepreneurship Awards dengan predikat Most Promising Entrepreneur. [GPW]

noted: Menjadi Wirausaha Memimpin Bangsa

dok iklan kompas/cecilia gandes