Asri Winata (24) sebenarnya tak menjadikan konsultan seni ini sebagai kariernya. Asri muda sempat tidak disetujui untuk terjun ke bidang seni oleh orangtuanya. Anggapan kerja di bidang seni tidak berprospek untuk masa depan masih menggelayut di pemikiran orangtuanya kala itu, walau kedua orangtuanya juga menyukai seni.
“Mungkin karena pandangan orangtua itu masih pandangan orang lama yang mikir kalau bidang seni tidak bisa dijadikan tumpuan hidup. ‘Mau hidup pake apa, mau makan dari mana.’ Kira-kira, itu yang ada di pikiran mereka saat itu,” ujar sarjana Jurusan Sastra Jepang, Universitas Indonesia ini.
Beruntung, ketidaksetujuan orangtuanya tidak sampai pelarangan. Dia mengakui, orangtua sebenarnya cukup membebaskannya untuk memilih, termasuk memilih kuliah di Sastra Jepang. Dari situ, menginjak kuliah semester akhir, Asri mencoba magang di Sotheby’s, rumah lelang seni dari Inggris. Setelah magang, dia kemudian diajak masuk ke ISA Advisory oleh atasannya dulu di Sotheby’s.
“Itu, magang juga iseng untuk isi liburan, padahal waktu itu gak tahu apa-apa. Coba-coba cari tempat magang yang berhubungan dengan kesukaan aja. Tapi, seru,sih,” ucapnya.
Ayahnya yang seorang kolektor benda seni dan ibunya yang juga menyukai seni membuat darah seni dimiliki Asri. Hasilnya, dunia seni pun tak jauh dari dirinya. Dia mengaku suka menggambar sejak kecil. Menginjak remaja, dia merasa bosan dengan hobi menggambarnya sehingga memutuskan untuk bergabung di ekstrakurikuler teater semasa sekolah di SMA Tarakanita 1, Jakarta.
Perihal jalur menjadi konsultan seni di Indonesia, Asri mengatakan, di Indonesia belum ada jalurnya. Bahkan, jurusan sejarah seni pun tidak ada, kebanyakan masuk ke dalam mata kuliah sehingga tidak dalam. Inilah yang membuat profesinya belum booming. Karena itu, banyak orang Indonesia yang ingin menggeluti bidang ini mengambil kuliah di luar negeri.
Walau belum ada jalurnya, Asri mengatakan, prospek konsultan seni cukup bagus di Indonesia. Pasalnya, belum banyak orang yang menggeluti profesi ini. Untuk urusan jenjang karier di Indonesia, Asri mengakui tidak terlalu tahu. Namun, kalau di luar negeri sudah ada, hanya jenjang kariernya berbeda-beda. Misalnya, bekerja di konsultan seni, tentunya berbeda dengan mereka yang bekerja di rumah lelang. [VTO]
foto: Asri Winata