Saat mengunjungi sebuah kafe atau gerai kopi nasional ataupun internasional, Anda akan menyaksikan para peracik kopi bekerja dengan lincah di balik coffee bar. Deru mesin penggiling kopi, suara kucuran air, dan gelas-gelas aluminium berdenting memang khas.
Tidak seberapa lama, kopi yang dipesan akan tersaji dalam cangkir dengan latte art menghiasi bagian atasnya, terutama jika memesan cappuccino. Uap hangat kopi seolah membelai hidung yang menghadirkan aroma khas dan menggugah selera.
Peracik kopi
Namun, jika diperhatikan, citarasa kopi berbeda antara satu kafe dan kafe lainnya walaupun asal kopinya sama. Inilah peran para barista. Sosok yang berada di belakang coffee bar. Tangan-tangan terampil mereka meracik espresso atau kopi pekat kemudian menyajikannya ke setiap pengunjung. Takaran tidak tepat, cara pencampuran yang kurang pas, atau bijih kopi yang kurang baik bisa mempengaruhi kualitas rasa.
Sekilas, profesi barista terlihat sederhana. Namun, profesi ini bisa membuat Anda menjelajah dunia dan meniti karier yang lebih tinggi dan menjanjikan. Doddy Samsura (30), contohnya.
Barista yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Filsafat UGM ini pernah menduduki peringkat pertama dalam Indonesia Barista Competition 2011, Runner Up pada Asia Barista Competition 2012, dan menjadi wakil Indonesia dalam World Barista Championship di Melbourne, Australia pada 2013. Meskipun berhasil meraih penghargaan bergengsi dalam dunia barista, Doddy mengaku awalnya ia bukanlah seorang pencinta kopi.
Tidak berhenti belajar
“Saat semester akhir kuliah tahun 2008, saya mencoba melamar pekerjaan di sebuah kafe kopi di Yogyakarta sebagai barista. Padahal, saat itu, saya belum mempunyai pengalaman sama sekali dalam dunia barista. Di situlah awalnya saya belajar tentang cara menyeduh kopi yang baik,” tutur Doddy.
Doddy memberanikan diri untuk uji kemampuan dalam meracik kopi. Awalnya, ia hanya menempati peringkat ke-5. Ia bertanya-tanya mengapa bisa berada di posisi tersebut. Namun, ia tidak mau menyerah. Ia “berguru” kepada para pakar kopi dan barista yang telah berpengalaman mengenai kopi dan dunia barista.
Selanjutnya, ia mengikuti kompetisi lagi. Dengan pelatihan dan pengalaman, ia berhasil menjadi peringkat pertama dalam Indonesia Barista Competition. Biasanya, dari kejuaraan ini, Indonesia akan mengambil 1 orang barista dan mengirimkannya untuk mengikuti kompetisi barista tingkat dunia.
Sebagai perwakilan dari Indonesia, ia tidak mau berhenti belajar. Justru momen-momen sebelum kompetisi berlangsung dimanfaatkan dengan baik untuk menjadi seorang barista yang andal. Secara rutin, ia berkomunikasi lewat e-mail dengan barista senior dan pakar kopi.
Doddy juga mulai mencicipi beragam jenis kopi dan mengetahui kualitasnya. Sebelum diberangkatkan pada kompetisi barista internasional. Doddy juga mendapat penggemblengan dari profesional dari dunia kopi lainnya. Akhirnya ia pun berhasil mendapatkan apresiasi tinggi pada kompetisi barista di Singapura dan Melbourne.
“Penghargaan yang saya terima memang bukan karena kemampuan saya sendiri, tetapi banyak aspek yang mendukung saya menjadi pemenang,” kata Doddy.
Tantangan terbesar
Doddy menuturkan, tantangan besar yang ia hadapi saat mengikuti kompetisi barista adalah diri sendiri. Ia mengaku harus mengalahkan diri sendiri jika ingin menang.
“Saat bertanding, kita tidak boleh merasa grogi, takut, atau khawatir tidak bisa menghafalkan kata-kata yang harus diucapkan data presentasi di depan pada juri yang berperan sebagai penikmat kopi,” ungkap Doddy.
Poin penilaian dalam kompetisi barista antara lain adalah soal teknis atau pembuatan kopi, sensory atau citarasa kopi, dan profesionalisme. Ya, barista tidak sekadar meracik kopi dan menyajikannya kepada penikmat kopi. Lebih dari itu, seorang barista juga dituntut mengenal jenis dan kualitas kopi yang disajikan kepada penikmat kopi serta memberikan penjelasan yang baik. Kemampuan presentasi yang baik inilah yang menjadi salah satu poin penilaian juri selain kualitas citarasa kopi yang disajikan.
Kemenangan yang diraih dalam kejuaraan barista tingkat dunia tersebut mengantar Doddy ke passion yang lain, yaitu tentang dunia kopi. Kariernya pun terus menanjak dari barista, store manager, hingga roaster. Meskipun telah menjadi wakil Indonesia di tingkat dunia, Doddy mengaku masih tetap mempelajari jenis-jenis kopi terbaik dan mencari cara penyajian yang terbaik kepada para penikmat kopi. [MIL]
foto: Monica Yohari