Kursi ini sangat membantu penerbang untuk menyelamatkan diri, meski tidak ada satu pun pilot pesawat tempur yang ingin keluar dari pesawatnya menggunakan kursi ini. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan penerbangan atau operasi tempur, para pilot bersama teknisi akan mengecek secara detail kesiapan pesawatnya.
Kursi lontar mulai dipakai pertama kali sekitar 1940-an pada pesawat tempur milik Angkatan Udara Jerman. Generasi pertama kursi ini, 1940-1965, pengoperasiannya secara balistik yang dibantu dengan tekanan udara, pelontar, atau cartridge roket yang menyediakan suatu kekuatan untuk mengeluarkan kursi dan penerbangnya.
Pada kursi lontar generasi awal ini, parasut mengembang secara manual. Contoh produk awal generasi ini, yakni Saab Mk 1 dan Martin-Baker Mk 1-5.
Kursi lontar generasi kedua dikembangkan pada 1965-1975. Perangkat pelontarnya dimodifikasi dengan menambah kecepatan dan kekuatan lontaran sekaligus pengaman. Tujuannya agar penerbang dapat lebih cepat diceploskan keluar dari kokpit dengan risiko cedera yang lebih kecil.
Untuk itu, beberapa roket ditambahkan pada kursi lontar generasi kedua sehingga dalam waktu 0,15-0,25 detik, pelontar telah berfungsi dengan pengaruh gaya gravitasi tetap di bawah 10 G. Martin-Baker Mk 7 dan Douglas Escapac adalah contoh generasi ini.
Baca juga :
- Mengenal 4 Jenis Olahraga Dirgantara
- Air Force One, Pesawat Kepresidenan AS yang Sudah Terbang sejak 1944
Lebih canggih
Generasi ketiga dan keempat lebih canggih lagi. Kursi lontar yang diproduksi kisaran tahun 1975 hingga sekarang, memiliki sistem otomatis yang bekerja secara dominan. Bahkan, juga dilengkapi dengan sistem perusak kanopi (canopy destruct system) kokpit otomatis dan sistem pemantik lontaran flexible linear shaped charge (FLSC).
Contoh modernisasi pada kursi lontar masa kini, mis alnya fitur optimasi untuk mengatur pengoperasian yang sesuai dengan bobot pilot, beban psikis pilot, hingga pengaturan parasut agar otomatis mengembang pada ketinggian tertentu. Singkatnya, sistem komputerisasi canggih dipasang pada kursi lontar ini. Martin-Baker Mk 16, McDonnell Douglas ACES II, dan Stencil S4S masuk dalam generasi ini.
Ngomong-ngomong tentang produsen, Martin-Baker boleh dibilang menjadi pemain utama dalam penyediaan kursi lontar. Pabrikan asal Inggris ini telah dipilih oleh Pemerintah Korea Selatan untuk menyediakan kursi lontar bagi pesawat-pesawat latih militer atau tempur buatan Negeri K-pop itu, contohnya KT-1, T-50, dan KF-X.
Produk Martin-Baker juga terpilih untuk dipasang dalam kokpit jet tempur siluman Lockheed Martin F-35 Lightning II. Sebanyak 500 unit kursi lontar tipe US16E telah dipesan untuk mengisi kokpit F-35 varian A, B, dan C. Martin-Baker mengklaim bahwa produknya sangat sesuai dengan standar Kriteria Cedera Leher (NIC) yang ditetapkan Pemerintah AS untuk pilot.