Dalam sebuah larik puisinya, penyair Portugis Fernando Pessoa pada awal abad ke-20 menulis, “Look! There’s no metaphysics on earth like chocolate!” Dulu, rasa yang ada pada cokelat dianggap memabukkan, bahkan magis. Kini, yang kita tahu, tatkala cokelat lumer di lidah, kita bisa merasa bahagia.

Pada zaman yang lebih modern, hal yang semula tampak magis bagi Pessoa itu mendapat penjelasan ilmiah. Pada 1996, CNN melansir kabar gembira bagi para penggemar cokelat. Cokelat mengandung feniletilamin yang mampu menaikkan level endorfin, hormon yang membuat kita merasa lebih bahagia. Ketika kita merasa stres, gelisah, atau kesakitan, cokelat juga membantu membuat kita merasa lebih baik karena cokelat merupakan analgesik atau pereda nyeri alami.

Klasikamus

Cokelat
Kata cokelat berasal dari bahasa Nahuatl, bahasa bangsa Aztek. Kata mulanya adalah xocolatl, terdiri atas kata xococ yang berarti pahit dan atl yang berarti air atau minuman. Mereka memang kerap meracik biji cokelat menjadi minuman.

Pendapat Ima, seorang perempuan berusia 30-an, barangkali bisa mewakili suara orang banyak lainnya. Baginya, cokelat benar-benar punya pengaruh positif terhadap mood. “Ketika emosi sedang tak menentu, makan cokelat akan membuatku merasa lebih tenang dan lebih senang,” ujarnya.

Pengalaman baru

Seperti kebahagiaan itu sendiri, cokelat bisa ditemukan di mana-mana. Namun, menikmati cokelat berkualitas dengan rasa yang variatif di tempat yang nyaman akan membuat pengalaman makan cokelat jauh lebih seru. Di Jakarta, hal ini bisa dirasakan misalnya di Pipiltin Cocoa.

Bangunan bergaya rustic di bilangan Kebayoran Baru itu menyambut setiap tamu dengan sekilas pandang proses pembuatan cokelat di dapurnya. Ada kaitan menarik antara gaya rustic, cokelat, dan nama Pipiltin. Awaludin Ahmad, koki Pipiltin, bercerita, “Pipiltin diambil dari julukan untuk bangsawan di Aztek.”

Alkisah, Aztek merupakan salah satu suku terawal yang gemar mengonsumsi cokelat. Di sana, kaum Pipiltin kerap meracik minuman dari cokelat dan rempah-rempah. Cokelat menjadi minuman terpenting yang selalu dianggap istimewa. Begitulah, Pipiltin Cocoa ingin selalu memosisikan cokelat sebagai sesuatu yang spesial.

Kafe di Pipiltin Cocoa terletak di lantai dua. Begitu kaki melangkah naik, harum aroma cokelat meruap. Selain dari olahan cokelatnya, kentalnya bau tersebut berasal dari biji-biji cokelat asli Indonesia yang dipilah dan digiling di lantai dua. Kita bisa melihat mesin penggiling cokelat itu di sudut ruangan.

Duduklah dan nikmati sejenak aroma biji cokelat yang sudah dipanggang. Anda akan merasa lebih relaks. Setelah itu, bersiaplah menggunakan insting Anda. Di daftar menu, Anda akan menemukan deretan olahan cokelat yang menggiurkan. Anda boleh menentukan yang paling pas, sesuai selera. Macadamia Chocolate Soft Cookie Pizza, Chocolate Soup, dan Another Egg “No” adalah beberapa menu andalan Pipiltin.

Macadamia Chocolate Soft Cookie Pizza cocok untuk penggemar rasa manis dengan perpaduan sedikit gurih. Makanan bundar seperti piza ini diolah dari dark chocolate, krim keju, pisang karamel, seasalt caramel, marshmallow, dan makadamia. Ini merupakan kudapan yang pas untuk disantap beramai-ramai.

Selain rasa cokelat yang membuat ketagihan, cara penyajian merupakan kekuatan Pipiltin Cocoa. Di tengah piring besar Chocolate Soup, terletak cangkang bulat dari dark chocolate. Cangkang itu dikitari white chocolate soil, cake cokelat almond, dan smooth chocolate ganache. Paradise fruit milk soup yang hangat dituangkan ke dalam cangkang yang memiliki lubang kecil di tengahnya.

Memperhatikan sup cokelat yang meluber hingga ke luar cangkang dan membuat cangkang ikut meleleh itu saja sudah berhasil membuat hati berdebar. Ketika dimasukkan ke mulut, lelehan dark chocolate dan paradise fruit milk soup begitu berhasil memanjakan lidah. Rasa legit yang pas, sekilas rasa dan aroma buah-buahan, serta sentilan pahit cokelat berpadu manis di mulut.

Another Egg “No” memberikan sensasi yang berbeda dan menggelitik indera. Sekilas ia tampak seperti telur rebus setengah matang yang disajikan di atas taburan cokelat. Jangan buru-buru mengernyitkan dahi. Ini hanyalah kamuflase bagi indera penglihatan. Karena ketika indera pengecap bekerja, terungkaplah kebenarannya.

Tampilan yang menyerupai telur rebus setengah matang itu tak lain paduan panakota cokelat putih dengan passion-fruit gel, yang diletakkan di cangkang dark chocolate. Uniknya, rasa segar, asam, manis, dan pahit dari perpaduan ketiganya dipadukan dengan chili soil yang terasa sedikit pedas. “Kami memang dituntut berkreasi untuk menciptakan kombinasi rasa yang unik di sepiring makanan penutup mulut,” ujar Awaludin.

Tak perlu bersusah payah memburu kebahagiaan. Di sekitar kita, ada begitu banyak cara untuk kembali tersenyum, tertawa, dan merasa relaks. Menikmati cokelat dalam ragam olahan unik salah satunya. [ADT/NOV]

noted: mencecap kebahagiaan di lumernya cokelat