Design thinking adalah pendekatan inovatif yang digunakan untuk menyelesaikan masalah kompleks dengan fokus pada pengguna atau audiens target. Dalam menghadapi ancaman persoalan ekonomi dunia, seperti resesi global, peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sangat penting. 

Merujuk pada siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI pada Oktober 2022 yang menyebutkan kontribusi UMKM senilai 60,5 persen terhadap penyerapan tenaga kerja. Walau bukan hal yang mudah, merintis usaha dapat menjadi langkah menguntungkan untuk diambil. Dengan salah satu metode yang dapat dicoba adalah design thinking. 

Tahapan dalam Design Thinking

Sebelum merintis usaha tentu dibutuhkan beberapa persiapan, termasuk menentukan segmentasi pasaran dan produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Tim Brown, seorang excecutive chair dari perusahaan konsultan bernama IDEO, design thinking adalah pendekatan untuk menghasilkan ide bisnis kreatif melalui kepekaan, pola pikir, dan metode untuk memenuhi tujuan akhir.

Terdapat lima proses dalam melakukan design thinking yang diusulkan oleh Institut Desain Hasso-Plattner di Stanford University (d.school).

Empathize

Pertama, empathize atau memahami situasi baik dalam bentuk masalah maupun keluhan konsumen untuk kemudian menciptakan ide usaha sebagai pemenuhannya.

Empati merupakan elemen utama pada metode ini di mana seseorang harus memiliki kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dalam memahami pikiran, perasaan, serta kondisinya. Tujuan utamanya adalah untuk memahami kebutuhan, masalah, dan tantangan yang dihadapi oleh pengguna tersebut. Sehingga, pendekatan ini memiliki orientasi kepada pelanggan ataupun konsumen yang nantinya menjadi sasaran dalam usaha yang dijalankan.

Proses empathize melibatkan berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan pengumpulan data secara aktif. Melalui wawancara, Anda dapat mendengarkan langsung pengalaman, pandangan, dan harapan konsumen. Observasi memungkinkan Anda melihat bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk atau layanan yang ada. Pengumpulan data juga penting untuk mengidentifikasi tren, kebutuhan umum, dan preferensi konsumen.

Dalam membangun usaha ekonomi, proses empathize membantu Anda dalam merancang produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Hal ini akan meningkatkan kepuasan konsumen, memperluas pangsa pasar, dan berpotensi meningkatkan keuntungan usaha.

Define

Kedua, define atau mendefinisikan masalah dari proses observasi, wawancara atau teknik lainnya, sehingga menemukan hal yang dibutuhkan oleh konsumen. Dalam membangun usaha ekonomi, proses define membantu Anda dalam menentukan arah dan fokus bisnis.

Proses define melibatkan analisis mendalam terhadap informasi yang telah dikumpulkan pada tahap empathize. Dalam proses ini, Anda akan mengidentifikasi pola-pola, kebutuhan umum, dan preferensi konsumen yang telah diungkapkan. Selain itu, Anda juga dapat melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti tim bisnis, ahli industri, atau pakar lainnya untuk membantu merumuskan masalah dengan lebih baik.

Selain itu, proses define juga dapat membantu dalam mengidentifikasi peluang bisnis yang belum terpenuhi. Dengan merumuskan masalah dengan baik, Anda dapat melihat celah pasar yang dapat dimanfaatkan. 

Ideate

Ketiga, ideate yaitu tahap dalam merancang dan mengidentifikasi ide sebanyak-banyaknya untuk memecahkan masalah yang telah didefinisikan sebelumnya. Melalui proses ideate, Anda dapat mengeksplorasi berbagai ide baru yang dapat menghasilkan produk atau layanan yang unik dan menarik bagi pasar.

Proses ideate melibatkan berbagai teknik pemikiran kreatif seperti brainstorming, mind mapping, atau teknik lainnya yang mendorong keluarnya ide-ide baru. Dalam tahap ini, tidak ada batasan dalam menghasilkan ide-ide, baik ide yang realistis maupun ide yang tampaknya tidak mungkin. Dengan memiliki berbagai ide yang kreatif, Anda dapat menemukan solusi yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang lebih baik.

Prototype

Keempat, prototype yaitu memvisualisasikan ide yang telah dipilih dalam bentuk yang sekiranya relevan dengan usaha yang akan dijalankan. Pada tahap ini, Anda membuat model atau prototipe dari solusi yang telah dihasilkan dalam tahap ideate. Model ini bisa berupa prototipe fisik, seperti mock-up produk, atau prototipe digital, seperti wireframe atau mock-up aplikasi. 

Proses ini akan membantu Anda dalam melihat secara lebih nyata bagaimana solusi tersebut akan berfungsi dan berinteraksi dengan pengguna. Tujuannya adalah untuk mendapatkan feedback dari pengguna dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. 

Dengan mendapatkan umpan balik (feedback) dari pengguna, Anda dapat melakukan iterasi atau perubahan dalam desain untuk memastikan solusi yang Anda tawarkan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.

Testing

Kelima, yaitu testing atau menguji coba purwarupa (prototipe) yang telah dibuat sebelumnya. 

Proses testing juga melibatkan pengumpulan data dan feedback dari pengguna. Anda dapat menggunakan berbagai metode, seperti observasi langsung, wawancara, atau survei, untuk memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang pengalaman pengguna dengan solusi yang diuji. Hal ini membantu Anda dalam mengurangi risiko yang terkait dengan kegagalan produk dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan solusi serta melakukan perbaikan yang diperlukan sebelum diimplementasikan sepenuhnya.

Selain itu, proses testing juga dapat membantu dalam membangun kepercayaan dengan konsumen. Dengan melakukan uji coba dan memperoleh feedback positif, Anda dapat memberikan bukti nyata kepada konsumen bahwa solusi yang ditawarkan efektif dan dapat memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian, Anda dapat membangun basis pelanggan yang setia dan meningkatkan reputasi bisnis Anda.

Nah, kelima tahapan dalam proses design thinking itu saling berkesinambungan satu sama lain dan perlu dilakukan secara berurutan. Manfaat menerapkan design thinking ini adalah mengefektifkan dan mengefisienkan waktu dalam menciptakan produk usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Karena dilakukan secara terstruktur dengan menemukan kebutuhan konsumen, menciptakan solusinya, dan melakukan uji coba.

Meskipun terdengar rumit, teknik-teknik yang digunakan bisa sangat sederhana tergantung pada situasi dan jenis usaha yang akan dijalankan. Jadi, memulai usaha bukanlah sesuatu yang tidak mungkin atau sulit jika Anda melakukan persiapan dengan cara yang tepat. Bahkan, hal ini dapat mendorong munculnya berbagai ide usaha yang dapat menjadi solusi untuk masalah kebutuhan hidup di masyarakat.

Jadi, apa ide usaha yang terlintas dalam benakmu?

Baca Juga: Menjadi Wirausaha, Memimpin Bangsa