Dalam kondisi yang serba tidak menentu, kendali dari dalam diri adalah hal yang perlu diperkuat untuk menghadapi kondisi eksternal yang tidak terduga. Contohnya dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, setiap orang dituntut untuk memiliki ketahanan mental dan pola pikir yang lebih kuat untuk menghadapi kondisi yang serba sulit.

Sering kali kondisi eksternal memengaruhi dan menempatkan diri kita pada posisi yang sulit dan membuat seakan ingin menyerah untuk bermimpi besar. Akibatnya, kita hanya menjalani hari seperti biasa dan tidak berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Chief Human Resource Officer Zenius Education Irma Erinda berusaha menjawab tantangan di atas dalam webinar Kognisi bertema “Navigating the Working World: Keep Calm and Find Your Own Way” pada Sabtu, 3 Oktober 2020 pukul 19.00. Di hadapan lebih dari 200 peserta, Irma memaparkan tentang pola pikir berkembang dan memiliki harapan yang tinggi; semangat memperjuangkan mimpi (grit); dan bangun semangat dan harapan untuk bekerja di tengah pandemi.

“Galau” dalam berkarier

Irma membuka webinar dengan frasa “galau”. Ia memantik audiens yang mungkin sedang bingung mencari pekerjaan, baru saja kehilangan pekerjaan, atau malah ingin pindah perusahaan. “Disrupsi terhadap rencana-rencana hidup memang wajar menimbulkan rasa tidak aman yang berujung kecemasan dalam diri kita,” imbuhnya.

Tidak dapat dimungkiri, media sosial dan kemajuan digitalisasi mengubah cara individu mengekspresikan maupun memersepsikan diri. Utilisasi media sosial berpotensi menumbuhkan persepsi negatif dari dalam diri karena “candu” yang ditimbulkan algoritma aplikasi tersebut. Pada akhirnya timbul pertanyaan: apakah kita dikontrol oleh media sosial atau justru kita mengontrol penggunaan media sosial tersebut?

Irma menjelaskan fenomena “The Three Stages Model” yang terdiri atas education-work-retirement untuk menggambarkan siklus kehidupan karier kita. Konsep tersebut dijelaskan lebih lanjut sesuai dengan “The Multistage Life” yang terdiri atas berbagai komponen, seperti edukasi, eksplorasi, pekerjaan, transisi, wirausaha, portofolio, dan pensiun.

“Kita sering kali cemas karena terpapar fenomena quarter life crisis, tetapi sebenarnya tidak ada waktu atau fase yang terlambat untuk memulai karier kita. Kita terlalu fokus pada pencapaian orang lain dan membandingkan diri kita dengan mereka seakan-akan kita gagal atas hidup kita sendiri,” lanjut Irma.

Pola pikir adalah cerminan karakter individu

Irma kemudian menjelaskan pola pikir yang terbagi menjadi dua, yaitu berkembang/fleksibel (growth mindset) dan menetap/kaku (fixed mindset). Pola pikir ini secara langsung memengaruhi individu berproses dalam pengembangan kariernya dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Selain itu, ia menambahkan, selain mengasah pola pikir bertumbuh, penting juga untuk menajamkan emotional agility yang merupakan rasa penasaran, ketertarikan, dan semangat belajar hal baru.

Kebiasaan lain yang perlu kita miliki adalah apresiasi terhadap diri. “Contohnya nih, saat sebelum tidur, coba kita renungi dulu three things we’ve done today. Hal simpel seperti Itu akan membuat kita merasa bermanfaat dan berharga setiap harinya,” kata Irma.

Terakhir, Irma menuturkan, “Mental stage tertinggi adalah memiliki rasa bersyukur.” Bahwasanya rasa bersyukur adalah fase terbaik kondisi mental kita. Sebaik-baiknya orang adalah mereka yang terus bersyukur atas apa yang ia capai setiap harinya, sesedikit apa pun itu.

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik.

Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung dikunjungi di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

Penulis: Gilang Rizky Pratama, Editor: Sulyana Andikko.