Anak berusia tiga tahun sudah mampu memahami konsep dasar mengatur keuangan seperti menyimpan dan membelanjakan uang. Temuan ini menguatkan studi yang dilakukan Universitas Cambridge, Inggris, yang mengungkapkan bahwa pola mengatur keuangan pada diri seseorang telah terbentuk sejak berusia tujuh tahun.
Mampu mengatur keuangan dengan baik dianggap sebagai salah satu faktor penentu hidup berkualitas. Perilaku orangtua membelanjakan uang berpengaruh besar terhadap pola anak mengatur keuangannya kelak. Memahami konsep manajemen finansial ini dapat dipelajari secara bertahap sejak anak berusia tiga tahun.
Usia 3-5 tahun
Anak dapat belajar untuk tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya setiap saat. Misalnya, ketika sedang pergi ke pusat belanja, orangtua dapat menginformasikan bahwa mereka hendak belanja kebutuhan rumah tangga dan bukan untuk membeli benda-benda lain. Meski umumnya anak terus merengek, membiasakan menunda memberikan sesuatu yang diminta anak pada saat itu juga dapat membantu membentuk karakter positif padanya kelak dewasa.
Pada tahapan usia ini anak juga bisa belajar menabung. Uang yang didapatkan ketika berulang tahun, angpao saat hari raya, atau lainnya, bisa langsung dimasukkan dalam dua stoples terpisah. Satu toples bertuliskan “Tabungan”, stoples lainnya “Belanja”. Bantu anak membuat target, misalnya membeli mainan yang diidamkannya selama tidak terlalu mahal, dengan menggunakan uang dari dalam toples belanja.
Hasil tabungan juga bisa dibagi untuk berdonasi, misalnya ke anak-anak yatim piatu di dekat rumah. Dengan demikian, anak juga belajar berbagi kepada mereka yang membutuhkan dari yang mereka miliki.
Usia 6-10
Bantu anak membuat pilihan bijak saat hendak membelanjakan uangnya. Misalnya, ketika anak hendak membeli dua jenis mainan sekaligus dan akan menghabiskan seluruh uangnya, orangtua perlu memberi pemahaman lebih. Ajak anak berpikir tingkat prioritas atau urgensi dari barang yang akan dibelinya. Jika memang masih bisa ditangguhkan, toh, tak perlu langsung menghabiskan sisa uang. Sering kali, perilaku berbelanja lebih didorong faktor emosional.
Usia 11-13
Beranjak remaja, kebutuhan semakin banyak. Anak juga memiliki kebutuhan bersosialisasi dengan teman-teman, belum lagi dengan berbagai kegiatan yang dilakoni. Pada tahapan ini anak dapat diajarkan untuk lebih bijak dan bertanggung jawab terhadap uang yang dimilikinya. Salah satu caranya bisa dengan memberikan uang saku mingguan yang besarannya disesuaikan dengan kebutuhan hariannya. Tanamkan pada anak bahwa uang saku mingguan tersebut tidak boleh habis sebelum waktunya. Ajarkan pula menyisihkan uang saku sebagai modal untuk bergaul di akhir pekan bersama teman-temannya. Di sisi lain, ajarkan anak membuat laporan keuangan yang diperiksa setiap akhir pekan. Dengan demikian, Anda dapat memantau jenis pengeluaran anak.
Tentu saja, dalam setiap  tahapan usia, anak juga tetap terus diingatkan untuk tak hanya pandai membelanjakan uang, tetapi juga pandai menabung, serta menyisihkan uang untuk berdonasi. [ADT]
foto: shutterstock
noted: manajemen finansial, modal kehidupan untuk si kecil