Pernahkah Anda mengalami suatu momen ingin membanting barang-barang sambil berteriak sekencang-kencangnya? Bukan melebih-lebihkan, ini adalah reaksi banyak orang saat dilanda stres. Namun, tidak banyak orang menyadari tertawa atau tersenyum dapat mereduksi stres.

Mengenai pemicu stres, sejumlah orang menuding beberapa faktor yang menjadi kambing hitam. Beban pekerjaan yang menumpuk, tekanan dan tuntutan kerja tinggi, konflik dengan atasan atau rekan kerja, tugas kuliah yang tidak kunjung selesai, permasalahan rumah tangga, dan banyak konflik sosial lainnya.

Klasikamus
“Epinephrine” dan “Norepinephrine”
Keduanya merupakan dua hormon yang berbeda tetapi serupa dan saling melengkapi. Hormon epinephrine dan norepinephrine dihasilkan dari kelenjar adrenal. Keduanya aktif saat seseorang mengalami stres, tekanan darah tinggi, dan tubuh dalam kondisi bahaya.

3 hormon stres

Meskipun demikian, ditinjau dari segi sains, terdapat tiga hormon yang memiliki konsentrasi tinggi saat seseorang mengalami stres. Pertama, hormon kortisol. Hormon kortisol atau hormon stres ini dikeluarkan oleh kelenjar adrenal.

Hormon ini dapat mendorong seseorang bereaksi cepat saat nyawa terancam. Misalnya, mencari pegangan segera ketika merosot dari lokasi panjat tebing. Namun, bila hormon kortisol dikeluarkan berlebihan dan terus-menerus (stres berkepanjangan), akan terjadi reaksi seperti sistem kekebalan tubuh berkurang, munculnya jerawat, berkurangnya mineral dalam tubuh (magnesium, kalsium, dan potasium), serta kadar gula darah meningkat.

Kedua, hormon adrenalin. Hormon ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan detak jantung, memaksimalkan energi, dan menambah fokus/konsentrasi. Namun, jika dalam kondisi berlebihan, akan terjadi peningkatan gula darah, terbentuknya plak pada pembuluh darah, dan bertambahnya produksi kolesterol dalam tubuh.

Ketiga, hormon epinephrine. Hormon yang berasal oleh kelenjar adrenal ini dapat membuat seseorang terjaga dan waspada. Seperti hormon adrenalin, hormon epinephrine membantu seseorang berkonsentrasi pada suatu masalah. Caranya adalah membantu mengalihkan aliran darah pada bagian tubuh yang aktif saat stres atau mengalami kondisi bahaya. Akan tetapi, dalam jumlah tinggi, hormon epinephrine dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan memperburuk gejala suatu penyakit.

Ketiga hormon ini membantu seseorang bereaksi lebih cepat saat menghadapi tekanan atau kondisi bahaya. Biasanya, saat stres, tubuh akan mengalami gejala seperti detak jantung lebih cepat, napas pendek dan cepat, berkeringat dingin, serta otot-otot tegang. Biasanya penanganan stres hanya berlangsung sebentar. Namun, jika berkepanjangan, hormon-hormon stres semakin tinggi dan bersifat destruktif pada tubuh.

Manfaat tertawa

Secara umum, aktivitas tertawa dapat membantu menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh. Jadi, saat seseorang tertawa, tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Di sisi lain, tertawa merangsang otak untuk menyekresi hormon endorfin dan melatonin. Kedua hormon ini memunculkan reaksi yang membuat seseorang merasa lebih tenang. Hormon endorfin juga dapat membuat tubuh merasa nyaman. Fungsi lainnya, hormon endorfin juga dapat membuat perasaan lebih bahagia dan membantu meredakan rasa nyeri pada tubuh yang luka.

Sebenarnya, ada banyak cara untuk menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh. Di antaranya, mendengarkan musik, tidur lebih awal, relaksasi dengan pemijatan, dan berdoa. Tertawa menjadi salah satu aktivitas ringan yang terbilang efektif dalam mereduksi hormon stres. Menurut berbagai riset, tertawa bisa membantu menurunkan kadar hormon stres 30–50 persen.

Bahkan, tertawa terbahak-bahak bisa membuat tubuh lebih sehat. Ini karena pada saat tertawa, tubuh berguncang. Terjadi pergerakan pada otot perut, bahu, dan dada dan proses pembakaran kalori. Aktivitas ini tidak jauh berbeda dengan lari ringan.

Ada banyak cara untuk tertawa. Anda bisa bertemu dan berkumpul bersama teman-teman sambil bersenda gurau. Saat sendiri, Anda juga bisa membaca cerita-cerita lucu atau menonton film kocak. Mencermati manfaat tertawa, tidak mengherankan bila kini mulai muncul terapi tertawa yang diterapkan di sejumlah negara.

Sebelum melakukan terapi, bagaimana bila Anda memunculkan sukacita dan tawa sendiri? Mengubah sudut pandang dan melakukan aktivitas dari sisi jenaka tentunya akan membuat Anda lebih bahagia. Saat bahagia, stres pun menghilang. [*/MIL]

noted: lawan stress dengan tertawa