Sejumlah penyakit terkadang mengintai seperti pencuri. Banyak orang tidak mengetahui waktu penyakit datang. Tiba-tiba, tubuh telah terbaring dengan hasil pemeriksaan yang mengejutkan. Demikian pula dengan pasien penyakit immune thrombocytopenic purpura (ITP).

Gejala memar atau ruam biru kemerahan mungkin terlihat biasa, apalagi bila tangan atau kaki terantuk benda keras atau tubuh kelelahan. Namun, yang tidak biasa adalah ketika memar atau ruam-ruam muncul di bagian tubuh yang tidak “biasa” seperti perut dan punggung.

Ini ditambah dengan gusi berdarah. Gusi berdarah juga terlihat wajar, lebih-lebih jika menggosok gigi terlalu keras dengan sikat gigi. Namun, gusi berdarah yang terjadi tanpa sebab yang jelas perlu dicurigai.

Demikian juga bila terjadi mimisan. Mimisan kadang terjadi ketika suhu udara terlalu kering atau hidung terbentur sesuatu. Akan tetapi, mimisan yang terlalu sering bisa mengindikasikan hal yang buruk. Gejala-gejala seperti memar di badan, gusi berdarah, dan mimisan bisa merupakan pertanda seseorang mengalami ITP.

ITP merupakan suatu penyakit kelainan darah yang diindikasikan dengan jumlah trombosit atau keping-keping darah yang menurun drastis. Trombosit merupakan bagian dari darah agar darah tidak mudah keluar dari pembuluh darah. Salah satu peran trombosit adalah membantu proses penutupan luka pada tubuh.

“ITP adalah penyakit autoimun. Pada kasus ITP, limfosit, yang merupakan bagian dari leukosit atau sel darah putih, ini mengalami mutasi dan justru menyerang trombosit yang dianggap sebagai benda asing yang menyerang tubuh,” ungkap Dr dr Andhika Rachman SpPD KHOM, spesialis hematologi Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Lebih lanjut, Andhika menuturkan bahwa dalam kondisi biasa atau normal, orang yang mengalami ITP bisa beraktivitas biasa. Namun, dalam kondisi emergency seperti terjadi kecelakaan atau infeksi, kondisi orang yang mengalami ITP bisa bertambah buruk.

Wajarnya, jumlah trombosit dalam darah menunjukkan angka 150.000-400.000. Namun, pada pasien ITP, jumlah trombosit bisa menurun jauh di bawah angka tersebut. Bahkan, bila jumlah trombosit menunjukkan angka di bawah 30.000, seseorang akan rentan mengalami perdarahan di otak.

“Jumlah penderita ITP di Indonesia tidak diketahui pasti. Tetapi, di RSCM, saya menemukan sekitar 8–9 kasus ITP baru per tahun atau sekitar 1–2 pasien per bulan, jumlah pasien tidak tentu,” kata Andhika.

Jumlah orang yang mengalami ITP memang tergolong sedikit. Meskipun demikian, kita tetap perlu mengenali penyakit ini. ITP ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu ITP akut dan ITP kronik. Andhika menjelaskan, ITP akut umumnya dialami oleh anak-anak atau pada usia bayi hingga umur 18 tahun. Biasanya, ITP pada masa kanak-kanak ini akan berangsur menghilang pada usia dewasa. Tidak hanya ITP, jumlah trombosit juga bisa menurun drastis jika seseorang terkena penyakit tertentu seperti demam berdarah atau flu hongkong. Namun, angka trombosit ini umum akan meningkat kembali setelah 2 minggu.

Lain halnya dengan ITP kronik. Penyakit ini bisa terjadi pada usia 18 tahun. Sebenarnya, ITP kronik bisa saja terjadi pada usia kanak-kanak tetapi tidak terdeteksi atau tidak diikuti dengan gejala khusus. Pada penderita ITP kronik, seseorang perlu memantau kadar trombositnya secara berkala dan menjalani pengobatan agar antibodi tidak terlalu aktif.

Periksa memar sendiri 

Ada cara untuk mengenali penyakit ITP sejak awal. Caranya adalah samari. Samari adalah akronim dari periksa memar sendiri. Pengenalan memar-memar pada tubuh memang menjadi langkah awal untuk mendeteksi ITP.

Sebenarnya, tidak hanya memar. Seseorang juga perlu memperhatikan ada-tidaknya gejala seperti gusi berdarah, mata berdarah, mimisan, waktu menstruasi panjang atau mencapai sekitar 2 minggu (untuk perempuan), buang air kecil berdarah, buang air besar berdarah, sering sesak napas, serta tampilan wajah dan tubuh terlihat pucat. Bila mengalami gejala-gejala seperti ini, sebaiknya seseorang segera memeriksakan diri.

“Orang yang mengalami ITP sebaiknya mengonsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Hindarilah olahraga yang terlalu banyak bersentuhan fisik atau high impact seperti tinju atau karate. Intinya, hindari benturan. Lakukan samari atau periksa memar sendiri. Jika terjadi gejala, segera periksa dan ikuti anjuran perawatan,” tegas Andhika. [MIL]

 

Klasikamus

ITP

Immune/idiopathic thrombocytopenic purpura merupakan penyakit yang diindikasikan dengan ruam atau bercak-bercak yang timbul akibat jumlah trombosit atau keping darah yang rendah dalam tubuh. Ini terjadi karena penyakit autoimun atau daya tahan tubuh yang menyerang tubuh sebagai akibat mutasi limfosit.

noted: lakukan samari, kenali itp