Perkembangan industri fashion tak pernah berhenti, selalu berputar. Tak ada gaya yang kini disebut usang atau ketinggalan zaman. Yang ada muncul kembali gaya klasik, retro, atau vintage. Padu padan berbusana menjadi kunci utama agar dapat menampilkan gaya berpakaian yang tampak trendi.

Dunia fashion yang bergerak aktif, dinamis, dan terbuka bagi siapa pun memungkinkan banyaknya tren baru bermunculan. Seperti yang telah berlangsung sekitar 5 tahun belakangan ini, tren fashion hijab berkembang pesat.

Di Indonesia, pasar fashion hijab semakin tumbuh. Selain semakin banyak yang memakainya, kehadiran desainer dan pedagang pakaiannya semakin menjamur pula. Buang jauh-jauh pemikiran gaya hijab yang kaku dan tidak bisa tampak trendi. Kini, pilihan pakaian untuk berhijab makin beragam.

Pemilik label fashion hijab Temiko dan outlet urban Muslim Muse 101 Temi Sumarlin menceritakan, dirinya memulai untuk menjalankan bisnis di fashion hijab pada 2009. Ia tak menyangka kini hijab semakin berkembang dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia.

“Pertama kali, label saya hadir di FX Senayan. Kala itu yang menjadi kepikiran saya adalah bagaimana caranya agar para perempuan berhijab mudah menemukan pakaian hijab yang modern serta tetap nyaman dipakai,” papar Temi.

Ditambahkan oleh Temi, beruntungnya label dirinya hadir di pusat kota, dekat dengan perkantoran. Jadi, ketika makan siang, banyak orang datang ke mal tersebut, kemudian lihat-lihat. Ketika mereka sampai ke tokonya, sering juga membeli seperti syal atau pashmina karena memang jenis pakaian ini tidak hanya terpaku untuk yang berhijab. Perempuan-perempuan yang tidak berhijab pun dapat menggunakannya dan memadupadankan dengan pakaian yang lain.

Dengan menghadirkan berbagai macam jenis pakaian yang simpel dan modern, membuka peluang pasar fashion hijab yang dimilikinya semakin luas. Melalui Muse 101, Temi dan teman-teman lain yang mempunyai label fashion hijab berkumpul, seperti Jenahara, Ria Miranda, Minimax oleh Indira, Kivitz, Noni Zakiah, Mainland Heritage, Simply mii, Casa Elana, ZAM oleh Zaskia Adya Mecca, Kamiidea, Ambu Desain, Monel, House of Nabilia, dan GDAs oleh Ghaida Tsuraya dan Shabilla. Kehadiran para desainer lokal di outlet tersebut, menurut Temi, memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan busana muslim yang sopan dan tetap mengikuti perkembangan zaman.

Bukan hanya di Muse 101, belum lama ini Uniqlo meluncurkan koleksi modest wear, yang merupakan hasil kolaborasi dengan desainer terkenal dan fashion blogger Hana Tajima. Sejalan dengan konsep LifeWear Uniqlo, koleksi ini menampilkan gaya yang nyaman dan santai, serta diciptakan untuk perempuan yang menyukai gaya yang sederhana.

Koleksi awal ini terinspirasi dari penghargaan terhadap perbedaan dan keseluruhannya sangat mudah dipadupadankan dengan berbagai koleksi lainnya. Koleksi ini terdiri hijab yang gaya, jeans santai, blus rayon, dan gaun panjang, termasuk pakaian dalam hijab AIRism penutup kepala dan pengikatnya agar pemakaian hijab terasa lebih nyaman.

President Direktur dan Chief Operating Officer PT Fast Retailing Yasuhiro Hayashi menyampaikan, “Koleksi Hana Tajima adalah pengembangan koleksi dari konsep LifeWear untuk memberikan produk yang fashionable, berkualitas tinggi bagi setiap orang, di mana pun serta memperkaya gaya hidup. Kami bekerja sama dengan Hana mengembangkan koleksi yang menarik untuk dunia internasional sekaligus tetap menjaga konsep sederhananya. Hasilnya adalah koleksi yang gaya dan tetap nyaman.”

“Dalam berhijab, saya lebih suka gaya kasual dan ringkas agar lebih gampang bergerak ke sana kemari. Saya senang dengan pakaian yang tampak clean dan tentunya terasa enak dipakai. Salah satu tips saya dalam berpakaian adalah kita harus mempunyai beberapa outwear. Outwear itu paling mudah dipadupadankan dan tentunya membuat tampilan terlihat stylish,” terang Temi. [ACH]