Lebah barangkali menjadi serangga yang paling setia menunjang kehidupan manusia. Sejak ribuan tahun silam, serangga mungil ini telah menyumbangkan jutaan liter madu bagi kesehatan kita.

Madu sudah biasa kita konsumsi sejak anak-anak. Namun, ada catatan khusus bagi anak-anak, yakni madu murni yang diperas langsung dari sarang lebah sering ditemukan adanya sisa-sisa kaki lebah yang mengandung kuman penyakit. Jadi, madu yang diberikan pada anak-anak sebaiknya madu yang sudah dibersihkan dan dimurnikan.

Kandungan madu yang amat bagus salah satunya adalah gula buah atau fruktosa. Zat ini dikumpulkan para lebah pekerja yang giat “menggali” nectar atau cairan yang disimpan bunga dan biji bakal buah. Mereka juga mengangkut pollen atau butiran-butiran kecil serbuk sari bunga. Serbuk ini kemudian disebar pada bunga jantan yang nantinya menghasilkan buah. Lebah pekerja lalu mendapat upahnya, yakni madu.

Zat gula yang ada dalam madu juga mudah diserap tubuh sehingga baik untuk pemanis murni. Madu juga memiliki sejumlah mineral dan protein yang terdapat pada susu, ditambah kandungan vitamin C yang tinggi untuk memberi efek antiseptik dan laksatif (pencahar ringan).

Singkatnya, madu dapat dipakai sebagai pengobatan alami untuk meringankan penyakit, antara lain gangguan paru-paru, tukak lambung, dan tekanan darah tinggi. Juga bermanfaat untuk meringankan batuk, selesma, sakit pinggang, pegal linu, kaku pada leher, rematik, pengapuran, sembelit, memperlancar buang air kecil, menyuburkan rambut, dan meningkatkan kecerdasan anak.

Meski baik untuk kesehatan, mengonsumsi madu juga ada takarannya, terlebih bagi anak-anak. Jangankan madu, terlalu banyak minum air putih pun bisa menjadi beban bagi jantung atau ginjal. Untuk anak-anak, sebaiknya madu diberikan 3 kali sehari sebanyak 1 sendok teh. [*/TYS]

foto: shutterstock