Banyak studi mengungkapkan tidak sedikit perempuan yang rentan terkena anemia. Anemia merupakan gejala minimnya jumlah hemoglobin dalam darah. Padahal, hemoglobin berperan penting mengangkut oksigen dalam darah. Bila dibiarkan, organ-organ vital dalam tubuh akan kekurangan oksigen. Untuk itu, gejala anemia perlu diketahui sejak awal.
Pemicunya beragam. Namun, kebanyakan anemia dipicu oleh kekurangan gizi serius, terutama zat besi. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang melakukan diet terlalu ketat. Sebagai gambaran, 30-70 persen penduduk negara miskin mengalami kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia. Zat besi ini banyak terkandung dalam daging dan sayuran. Selain zat besi, anemia bisa dipicu oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
Alasan anemia banyak diderita perempuan mulai terjawab. Perempuan yang kerap melakukan diet terlalu ketat dan membatasi asupan makan bisa terancam anemia. Meskipun demikian, prevalensi anemia antara perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda.
Di luar faktor gizi, anemia bisa terjadi akibat perdarahan dan trauma. Kelainan darah seperti talasemia ataupun penyakit kanker, keracunan makanan, atau infeksi tertentu juga bisa memicu terjadinya anemia. Gangguan ginjal akibat komplikasi diabetes juga bisa memicu terjadinya anemia.
Jadi, jika seseorang mengalami perdarahan, pengecekan kadar hemoglobin diperlukan. Demikian pula jika seseorang mengalami kanker darah atau talasemia, kontrol terhadap kadar hemoglobin darah juga perlu rutin dilakukan.
Sering kali anemia terjadi tanpa gejala. Jika muncul gejala, gejalanya terbilang ringan. Beberapa gejala anemia akibat kekurangan zat besi antara lain tubuh lemas, pusing-pusing, mudah lelah, napas pendek-pendek, detak jantung meningkat, rambut rontok, kulit kering dan gatal, sukar menelan makanan, dan kehilangan selera makan.
Sementara itu, anemia yang dipicu kekurangan vitamin B12 atau asam folat mempunyai ciri gejala yang berbeda. Di antaranya kulit berwarna kekuning-kuningan, depresi, gangguan penglihatan, tidak fokus, kepikunan, tubuh melemah, dan respons terhadap rasa sakit berkurang.
Gejala anemia memang terlihat sederhana. Bahkan, gejala ini terkesan wajar jika seseorang mengalami kelelahan akibat terlalu banyak beraktivitas. Namun, apabila mencermati asupan makan tidak optimal dan muncul gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri.
Anemia yang terjadi pada masa kanak-kanak bisa memengaruhi perkembangan kecerdasan dan perilaku. Tumbuh-kembang anak pun bisa terganggu. Ibu hamil yang mengalami anemia juga perlu waspada karena efek negatif susulan (komplikasi) bisa terjadi sebelum dan sesudah melahirkan. Karena alasan-alasan ini, kondisi fisik dan pola makan perlu dijaga untuk menghindarkan risiko anemia. [*/MIL]
noted: kenali gejala anemia