Istilah zona nyaman muncul sejak 1908 berdasarkan penelitian dua psikolog AS, Robert Yerkes dan John Dodson. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sebuah area perilaku ketika kita melakukan sesuatu secara rutin. Namun, bukankah nyaman dalam bekerja itu bagus?

jawabannya tidak. Jika terlalu lama di zona ini, seseorang akan berhenti berpikir dan tidak kreatif karena sudah terlalu ahli di bidang tersebut. Selain itu, perubahan akan dipandang sebagai sesuatu yang berbahaya dan produktivitas malah menjadi turun.

Bergerak dari zona nyaman memiliki bermacam keuntungan. Pertama, kita akan menjadi lebih produktif karena memiliki target baru dan otak kembali berpikir dengan cara yang berbeda. Suasana baru membuat orang bisa belajar beradaptasi dan semakin terbuka di kehidupan sosial. Berikut ini beberapa cara untuk keluar dari zona nyaman.

Cobalah untuk terus berpikir dan mencoba membuat keputusan yang cepat. Percayakan pada naluri untuk membuat keputusan. Coba gunakan metode two minutes rule agar terlatih membuat keputusan dengan cepat, tapi tetap terukur dan tepat guna. Awalnya, mungkin banyak kesalahan dari hasil keputusan itu, tetapi dari hal itu kita bisa belajar membuat keputusan yang tepat pada masa depan.

Selanjutnya, jangan terpaku dengan kebiasaan yang sama terus menerus. Cobalah untuk terus berkreasi. Misalnya, ambil cara yang berbeda saat pergi ke kantor. Lakukan hal yang berbeda saat istirahat. Ambillah menu yang berbeda saat jam istirahat. Bisa juga melakukan perubahan letak benda yang ada di atas meja setiap hari. Terus lakukan hal yang berbeda setiap hari agar hidup Anda tidak monoton.

Untuk melakukan hal ini, jangan dipaksakan. Lakukan secara perlahan dan bentuklah keberanian serta tekad untuk berani berubah. Nikmatilah proses perubahan dan renungkan. Pada masa depan, hal ini mungkin bisa menjadi sebuah kenangan yang bisa diingat dan dijadikan pedoman untuk terus maju. [*/VTO]

foto: shutterstock