Kandahar, Berlomba dengan Taruhan Nyawa

Kemenangan dalam pertempuran tak selalu melibatkan pasukan yang banyak. Kemenangan besar bisa diraih dengan hanya 1-2 orang. Kandahar berkisah tentang bagaimana orang yang menjadi kunci kemenangan harus bertahan hidup di palagan yang dipenuhi musuh.

Kisah diawali ketika Tom Harris (Gerard Butler), agen rahasia AS yang menyamar sebagai teknisi perusahaan telekomunikasi, berhasil meretas jaringan yang terhubung dengan fasilitas nuklir Iran. Berkat usahanya, fasilitas nuklir tersebut berhasil dihancurkan.

Namun, penyamaran Tom terbongkar. Ia yang sedang menjalankan misi lain bersama seorang penerjemah, Mo (Navid Negahban), terjebak di kota kecil di pelosok Afghanistan. Berbagai pihak yang berkepentingan saling berlomba memburunya.

Satu-satunya jalan keluar untuk selamat adalah melarikan diri melalui pangkalan yang terdapat di Kandahar yang berjarak sekitar 400 mil (sekitar 640 kilometer). Masalahnya bukan sekadar jarak yang jauh, tetapi bahaya yang mengintai karena musuh berada di mana-mana. Mampukah Tom dan Mo mencapai Kandahar dan selamat?

Keluarga

Kandahar berkisah tentang realitas peperangan masa kini. Kerap kali situasi yang terjadi tidak hitam putih. Tidak jelas siapa yang benar, siapa yang salah.

Situasi yang dihadapi Tom melibatkan sejumlah pihak yang saling bertikai dan punya kepentingan masing-masing. Mulai dari pemerintah Iran, pemerintah Taliban Afghanistan, dan ISIS.

Antarpihak yang bertikai saling serang. Tom dan Mo harus jeli memanfaatkan situasi untuk meloloskan diri. Bahkan, digambarkan betapa mereka juga memanfaatkan bantuan salah satu pihak untuk dapat mengalahkan pihak yang lain. Pada akhirnya, masing-masing berada di pihak dan bertindak sesuai pilihan nurani masing-masing.

Baca juga: Guys Ritchie’s The Covenant: Penuhi Janji di Medan Perang

Perang juga mencabik-cabik keluarga. Seperti halnya Tom, sebagai agen rahasia, misi tersebut sudah menjadi tugasnya. Padahal, ia memiliki janji untuk menghadiri wisuda anak perempuannya. Pergolakan batinnya digambarkan saat berbincang dengan Mo di tengah gurun pasir antah-berantah. Bagi Tom, Moyang belum lama dikenalnya lebih terasa sebagai keluarga ketimbang anak dan isterinya yang berada jauh di AS.

Akan halnya Mo, sebagai warga berpendidikan dan dianggap mata-mata, ia tadinya diburu Taliban. Ia berhasil lolos dan menetap di AS. Namun, ia membahayakan dirinya dengan kembali ke Afghanistan dan menjadi penerjemah bagi Tom. Bukan sekadar mengejar uang, ia memiliki misi pribadi untuk mencari keluarganya yang tertinggal di Afghanistan.