Meski saat ini kamera-kamera canggih telah tertanam dalam berbagai ponsel pintar, tak ada salahnya kamu juga mengetahui teknik-teknik dasar fotografi. Teknis dasar memotret ini bisa kamu coba sendiri dengan menggunakan kamera lubang jarum atau pinhole camera.

Kamera lubang jarum adalah kamera sederhana tanpa lensa yang memiliki satu aperture yang amat kecil. Bentuknya begitu sederhana. Bisa berupa kaleng kecil dibalut lakban hitam. Di bagian tengah, potongan lakban yang berukuran kecil wajib dibuka untuk menangkap cahaya. Beberapa detik kemudian, lakban segera direkatkan kembali. Kamu bisa membuat benda ini sendiri.

Untuk membuat kamera lubang jarum, kamu bisa memanfaatkan kaleng bekas yang masih bagus berikut dengan tutupnya. Lalu, lubangi bagian tengah kira-kira 0,5 sentimeter. Ampelas aluminium foil hingga tipis atau berbunyi “krek” saat ditekuk.

Gunakanlah aluminium foil ini untuk menutup lubang kaleng, rekatkan di bagian luar dan lubangi. Kemudian tutuplah lubang dengan lakban sebagai perekat sekaligus fungsi tombol pengatur intensitas cahaya.

Kemudian, rekayasa dilanjutkan dengan menyemprotkan cat hitam pada bagian dalam kaleng. Tujuannya, menghindari pantulan cahaya. Setelah kering, isilah kaleng dengan kertas negatif, lalu tutuplah kaleng rapat-rapat.

Langkah itu wajib dilakukan di kamar gelap agar kertas tak terbakar. Kamu dapat “menyulap” ruangan biasa seperti kamar atau gudang menjadi kamar gelap. Halangi akses cahaya dari luar ruangan dengan bentangan kain hitam yang lebar.

Kamera telah siap. Saatnya memotret. Kamera lubang jarum memiliki konsep dasar inovasi yang berbeda. Mengingatkan kembali pada satu elemen penting dari fotografi, yakni proses alkimia dari kerja rekam obyek. Cahaya matahari menjadi andalannya.

Posisikan kaleng di depan obyek, letakkan di bidang datar agar lebih stabil. Fokus diarahkan berdasarkan perkiraan. Obyek besar dapat diambil dalam jarak tiga meter. Pastikan obyek yang dibidik terpapar sinar matahari yang cukup. Bukalah potongan lakban yang menutupi lubang kaleng. Biarkan terbuka sekitar 20–25 detik. Jangan terlalu lama supaya tidak terbakar.

Bukaan ini sebenarnya bisa mengikuti selera masing-masing pemotret. Ada yang 20 detik, 25 detik, atau 27 detik. Bisa jadi kurang dari 20 detik. Tergantung intensitas cahaya dan posisi matahari saat fotografer meletakkan kaleng. Durasi waktu juga memengaruhi hasil foto. Banyaknya memotret menjadikan kamu makin paham formula yang tepat dengan beragam kondisi. Demikian kata beberapa penggiat kamera lubang jarum.

Setelah pemotretan, kertas foto yang telah digunakan wajib dikeluarkan di kamar gelap agar tidak terbakar. Cucilah kertas dengan cairan khusus yang dapat dibeli melalui komunitas fotografi. Setelah melewati tahap pencucian, keringkan hasil fotomu. Untuk melihat hasil yang berbeda, rekam gambar tersebut dengan gadget dalam negative mode.

Terdapat “seni proses” yang melandasi konsep dasar penggunaan kamera lubang jarum. Kegagalan justru dapat menjadi konsep dan menuntun untuk menerobos segala rintangan. Eksplorasi makna lubang jarum menjadi tujuan dan menggunakan kreativitas sebagai kendaraan untuk mencapai sebuah hasil karya yang indah.

Sekadar tambahan pengetahuan, Worldwide Pinhole Photography Day atau Hari Fotografi Lubang Jarum Sedunia diperingati pada hari Minggu terakhir setiap April. [*]

Baca jugaPixel Binning, Teknologi Keren Pada Kamera Smartphone