Komitmen Indonesia dalam menjadi bagian penting dari kemajuan dunia medis global kembali ditegaskan melalui kiprah luar biasa Prof Dr Deby Vinski, MSc, PhD. Dalam sebuah pertemuan hangat di kediaman Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Dr H Mohammad Jusuf Kalla, Prof Deby menyampaikan laporan langsung mengenai keberhasilannya memimpin konferensi internasional bergengsi di Roma, Italia.

Sebagai President of the Congress, Prof. Deby memimpin International Conference on Regenerative Medicine and Stem Cell Therapy, yang dihadiri oleh para ilmuwan, dokter, dan peneliti terkemuka dari seluruh dunia. Konferensi ini menjadi ajang pertukaran pengetahuan dan kolaborasi lintas negara, menghadirkan nama-nama besar seperti Prof Dr Svetlana Trofimova, Prof Dr Jaime Rodriguez, Dr Walid Khairallah, Dr Karl Attieh, serta Prof Darren Griffin dari University of Kent, Inggris—salah satu pakar genomik paling berpengaruh saat ini.

Tak hanya memperkuat posisi Indonesia di ranah akademik global, Prof Deby juga menjalin kerja sama strategis dengan Swiss Stem Cell Biotech dan ReYou, dua lembaga terkemuka di bidang riset dan penyimpanan sel punca di Eropa. Ia bahkan diminta untuk bergabung dalam Health Council di Swiss, menandai langkah penting pengakuan dunia terhadap kontribusinya di bidang kedokteran regeneratif.

“Langkah Prof Deby ini sangat strategis. Beliau tidak hanya mengembangkan teknologi stem cell, tapi juga membawa pengalaman dan pengetahuan dari luar negeri agar Indonesia tidak memulai dari nol. Ini sangat penting untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan terapi sel punca di masa depan,” ungkap Jusuf Kalla yang juga merupakan Honorary Advisor WOCPM & WOCS.

JK sendiri telah menjadi pasien di Celltech Stem Cell Centre di Vinski Tower, tempat Prof Deby memimpin pengembangan teknologi berbasis sel punca.

Dengan terus mengikuti dan memimpin berbagai kongres internasional, Prof Deby membuktikan bahwa perempuan Indonesia dapat menjadi pemimpin di bidang ilmu pengetahuan global. Dukungan dari tokoh bangsa seperti Jusuf Kalla menjadi pendorong semangat untuk terus memperjuangkan kedokteran preventif, regeneratif, dan anti-aging yang berbasis inovasi.

“Kolaborasi global adalah kunci. Melalui WOCPM dan WOCS, kami ingin menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai pelopor di bidang pengobatan masa depan,” tutur Prof Deby.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis mewujudkan ekosistem riset dan pengobatan sel punca yang inklusif, terintegrasi, dan berbasis sains—yang tak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tetapi juga komunitas medis internasional secara luas.