Di tengah laju kehidupan modern yang serba cepat, menjaga kesehatan bukan hanya soal mengobati penyakit—tetapi juga bagaimana mencegahnya sejak dini dan menjaga kualitas hidup tetap optimal seiring bertambahnya usia.
Salah satu pendekatan paling menjanjikan yang kini menjadi perhatian dunia medis adalah terapi sel punca atau stem cell, sebuah inovasi yang menjanjikan regenerasi dan perbaikan sel tubuh secara alami.
Indonesia kini menempatkan diri sebagai bagian dari pemain global dalam bidang terapi ini. Pada Selasa (1/6/2025) bertempat di Vinski Tower Jakarta, sebuah kesepakatan penting ditandatangani antara institusi internasional—Celltech Stem Cell Centre (Indonesia), Swiss Stem Cell Biotech (Swiss), dan BioViva Sciences (USA)—dengan dukungan dari World Council for Preventive, Regenerative and Anti-aging Medicine (WOCPM) serta World Council of Stem Cell (WOCS).
Kolaborasi lintas negara ini bertujuan memperkuat riset, transfer teknologi, dan pengembangan standar internasional untuk terapi sel punca yang aman dan terukur.
Harapan baru dari kolaborasi global

Menurut Prof Dr Deby Vinski, MSc, PhD, Presiden WOCPM dan WOCS sekaligus pendiri Celltech, kerja sama ini merupakan langkah konkret menuju era baru pengobatan berbasis regeneratif.
“Kemitraan ini adalah langkah nyata menuju era baru pengobatan berbasis sains regeneratif yang lebih aman, efektif, dan terstandarisasi secara internasional,” ujarnya. Beliau menekankan pentingnya peran Asia, khususnya Indonesia, dalam kontribusi global terhadap teknologi sel punca.
Tak hanya dari sisi Indonesia, kolaborasi ini juga mendapat apresiasi tinggi dari pihak Swiss. Dr Eugene Durenard, PhD, Presiden Swiss Stem Cell Biotech, menyampaikan optimisme besar terhadap sinergi lintas negara.
“Kami percaya bahwa sinergi ini akan menghasilkan terobosan-terobosan medis yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia saat ini,” tuturnya.
Dr Eugene sendiri bahkan telah melakukan terapi langsung di fasilitas Celltech Indonesia, sebagai bentuk kepercayaan terhadap kualitas dan kapabilitas teknologi lokal yang telah terstandar global.
Selain pengembangan terapi, kolaborasi ini juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat unggulan dalam medical tourism di Asia.
Dengan regulasi yang semakin kuat, dukungan profesional medis yang terlatih, dan teknologi yang terus berkembang, terapi sel punca tak lagi menjadi impian mahal, melainkan solusi nyata untuk hidup lebih sehat dan panjang umur.
Ke depan, integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kolaborasi antarnegara diyakini akan mempercepat lahirnya inovasi medis yang bukan hanya menyembuhkan, tetapi juga merestorasi tubuh secara menyeluruh.
Dalam dunia di mana usia panjang bukan sekadar angka, terapi regeneratif memberi harapan baru bahwa masa depan bisa kita bangun, sel demi sel.