Sumpit sudah menjadi peralatan makan yang tak asing bagi kita. Biasanya, kita menggunakan sumpit untuk menyantap mi. Tapi, tahukah kamu kalau ada perbedaan antara sumpit China, Korea, dan Jepang?

Kita mungkin mengenal sumpit sebagai peralatan makan dari China. Namun, sumpit juga menjadi peralatan makan keseharian warga di sejumlah negara Asia Timur lainnya, yaitu Korea (Korea Selatan dan Korea Utara) dan Jepang.

Nah, apakah kita selama ini menganggap sumpit itu sama saja? Nanti dulu, sebab China, Korea, dan Jepang ternyata mempunyai jenis sumpit yang berbeda.

Kalau dilihat sepintas, sumpit-sumpit negara itu memang tampak serupa. Namun, cobalah perhatikan sekali lagi. Ada perbedaan yang mungkin terlewat oleh mata. Mari, simak beberapa di antaranya.

China

China disebut sebagai pelopor pengguna sumpit di dunia. Sumpit diperkirakan telah digunakan sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu di sana.

Dibandingkan sumpit di Jepang dan Korea, sumpit China lebih panjang. Ini dipengaruhi oleh model meja makan di China yang kebanyakan berbentuk bundar dan berukuran besar. Untuk menjangkau makanan yang biasanya disajikan di tengah-tengah meja, sumpit yang digunakan harus cukup panjang.

Sumpit di China atau kuaizi biasanya terbuat dari bambu. Tanaman bambu sangat melimpah di sana. Panjangnya bisa mencapai sekitar 25 sentimeter dan ukurannya sama untuk semua orang.

Bentuknya kebanyakan kotak dengan bagian ujung yang membulat. Meskipun biasanya terbuat dari bambu, terdapat juga sumpit yang terbuat dari plastik atau kayu. Untuk acara-acara khusus atau hajatan keluarga kaya, sumpit yang digunakan bisa terbuat dari batu giok, perak, atau gading.

Korea

Sumpit Korea umumnya terbuat dari logam. Contohnya, baja tahan karat. Namun, kelemahan sumpit dari logam adalah lebih licin saat digunakan untuk menjepit makanan. Untuk itu, biasanya bagian ujung sumpit Korea dibuat bertekstur.

Ada alasan sumpit Korea dibuat dari logam. Korea adalah negara yang minim dengan sumber daya kayu-kayuan, termasuk bambu. Jika sumpit terbuat dari bambu dan bersifat sekali pakai, Korea akan kekurangan bahan baku untuk sumpit. Untuk itu, logam lebih banyak dipilih. Selain bisa dicuci dan digunakan berulang kali, pemakaian sumpit logam dianggap lebih ramah lingkungan.

Baca juga : 

Melompat dari sisi historis, sumpit logam mempunyai latar belakang tersembunyi. Pada zaman dulu, raja-raja di Korea biasanya menggunakan sumpit yang terbuat dari perak murni. Sumpit perak ini akan berubah warna jika ada orang yang berniat buruk meracuni raja melalui makanan.

Sumpit Korea disebut jeotgarak. Sumpit ini biasanya berbentuk pipih dengan bagian ujung yang dihiasi ukiran. Masyarakat Korea biasanya makan nasi dan sup dengan sendok yang panjangnya sama dengan sumpit. Sementara itu, sumpit digunakan untuk mengambil makanan yang sulit diambil dengan sendok.

Jepang

Sumpit khas Jepang berukuran paling pendek jika dibandingkan dengan sumpit Korea dan China. Namun, ukurannya lebih bervariasi. Biasanya, anak-anak menggunakan sumpit yang paling pendek. Disusul sumpit untuk perempuan yang panjangnya sedang. Adapun sumpit paling panjang biasanya digunakan laki-laki.

Seperti di China, umumnya sumpit di Jepang terbuat dari bambu. Namun, ada juga sumpit Jepang yang terbuat dari logam dan gading. Sumpit Jepang atau hashi biasanya berbentuk bulat dengan bagian ujung mengecil dan tumpul. Terkadang, bagian ujung sumpit Jepang dibuat bertekstur agar dapat menjepit makanan dengan lebih kuat dan tidak licin.

Dibandingkan sumpit Korea dan China, sumpit Jepang lebih tampil atraktif. Biasanya sumpit Jepang dihiasi dengan motif atau berwarna-warni.

Bagaimana dengan sumpit-sumpit di negara Asia lainnya seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand? Ternyata sebagian besar sumpit yang dipakai di negara-negara ini mengadopsi bentuk sumpit dari China.

Kita bisa memperhatikan bentuk sumpit yang panjang dan terbuat dari bambu, khas sumpit China. Meski demikian, di sejumlah pusat perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia, kita juga bisa menemukan jenis sumpit Jepang atau Korea.