Kehadiran Facebook secara tidak langsung membawa pengaruh terhadap perilaku seseorang dalam mengakses internet. Semakin kentara ketika jejaring sosial raksasa ini difavoritkan oleh pengguna di Tanah Air, tak terkecuali kaum perempuan. Didapuk sebagai negara dengan jumlah pengguna terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia pun menjadi sasaran dalam sebuah studi.

Pada 2015 lalu, Facebook mengeluarkan rilis mengenai perilaku perempuan di Indonesia. Survei dilakukan dengan responden sejumlah 1.200 perempuan pada September 2015. Perempuan dianggap sebagai penanda kunci tonggak kehidupan, mulai dari fase kehidupan single, pernikahan, hingga menjadi ibu.

Perempuan kerap kali memublikasikan tugas-tugas mereka dalam merawat anak pada tahun-tahun awal. Facebook mempelajari bahwa perempuan dalam fase hidup yang berbeda memanfaatkan jejaring sosial untuk berkoneksi dengan orang-orang yang dianggap penting bagi mereka, terutama keluarga dan sahabat. Sebanyak 59 persen pengguna melakukannya beberapa kali sehari. Ponsel pun dianggap sebagai metode utama berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman.

Terdapat empat kategori peringkat hidup yang dirumuskan, yakni Me Time bagi perempuan muda dan profesional, Planning Time bagi pengantin baru, Us Time bagi kaum ibu baru, serta Family Time bagi ibu berpengalaman. Masing-masing fase menggambarkan karakter pengguna yang berbeda-beda, termasuk perilaku kaum ibu baru dan ibu berpengalaman.

Ibu baru menjadikan Facebook sebagai tempat berbagi cerita tentang tonggak pencapaian sang buah hati. Tempat mencari dukungan dan mempertahankan hubungan keluarga. Ini ditunjukkan dengan 57 persen pengguna gemar memublikasikan foto bayi yang baru lahir dan 41 persen pengguna tak segan-segan meminta saran kepada pengguna lainnya terkait pengalaman menjadi ibu.

Sementara itu, 56 persen responden ibu berpengalaman lebih gemar membagikan foto-foto mengenai fase perkembangan buah hati dan 49 persen kaum ibu kerap membagikan tips kesehatan. Sebagian besar responden setuju bahwa Facebook membantu mereka menemukan dukungan dan saran dari ibu-ibu lainnya. Fungsi lain, Facebook dimanfaatkan guna mencari sumber edukatif bagi anak-anak.

Perilaku yang terekam sebaiknya tak hanya dijadikan sebagai data statistik, tetapi juga perlu disikapi dengan kritis. Ketika kaum ibu memiliki hobi baru memublikasikan foto si kecil, jangan sampai kewaspadaan bermedia sosial dilupakan. Ruang privasi tetaplah perlu dijaga. Penggunaan internet dengan lebih bijak dan cerdas wajib diterapkan oleh siapa pun. [GPW]

Foto : Shutterstock.com