Banyak orang tidak menyadari gangguan pendengaran bisa terjadi pada usia muda. Hal ini dipicu tingginya frekuensi paparan suara keras atau bising seperti dari suara mesin pabrik, musik konser, musik keras dari earphone, atau suara bising kendaraan di jalan raya. Bagaimana cara mengenali gangguan pendengaran?

Jumlah penderita gangguan pendengaran di Indonesia tergolong tinggi. Menurut survei Multi Center Study di Asia Tenggara, Indonesia termasuk empat negara dengan prevalensi ketulian cukup tinggi, yaitu 4,6 persen. Diperkirakan sekitar 36 juta orang mengalami gangguan pendengaran dan 800.000 orang mengalami ketulian di Indonesia (Kompas.com, 11/1/2010).

Gangguan pendengaran yang dibiarkan berlarut-larut dan tidak ditangani dengan tepat bisa memicu terjadinya ketulian. Untuk itu, sebaiknya Anda kenali indikasi gangguan pendengaran sejak dini agar segera bisa dilakukan penanganan yang tepat sebelum terlanjur menjadi parah. Sejumlah gejala gangguan pendengaran antara lain sebagai berikut.

Pertama, telinga sering berdengung atau muncul suara yang mengganggu saat suasana hening. Saat kondisi sepi, seharusnya telinga lebih jernih dan tidak mendapatkan banyak paparan suara. Suara dengung atau denging yang berasal dari dalam telinga dan berlangsung sering bisa mengindikasikan masalah pada telinga.

Kedua, kesulitan mendengar kata-kata orang lain bila berada di tempat yang berisik seperti pinggir jalan, pasar, atau keramaian lainnya. Dalam kondisi normal, seharusnya Anda masih bisa mendengar suara orang yang berbicara di dekat, kecuali jika volume di sekeliling terlalu keras. Misalnya berada di dekat pengeras suara konser.

Ketiga, bisa mendengar orang berbicara, tetapi tidak seluruh kata tertangkap. Akibatnya, seseorang harus meminta pengulangan kata sekali lagi untuk dapat memahami perkataan orang lain. Ini mengindikasikan tidak seluruh sel rambut dan saraf dalam telinga dapat mengantarkan informasi dengan baik ke otak.

Keempat, banyak yang mengatakan bahwa volume yang diatur (misalnya volume televisi atau pemutar musik) terlalu keras. Saat volume televisi atau pemutar musik diatur dengan suara pelan, seseorang mengalami kesusahan dalam pemahaman kata-kata yang terdengar. Hal ini bisa menandakan bahwa kepekaan organ pendengaran semakin berkurang.

Kelima, ketika orang-orang di sekitar bercakap-cakap, suara yang tertangkap adalah suara yang pelan. Bisa jadi orang lain terlihat hanya berkomat-kamit. Ini juga merupakan indikasi adanya masalah dalam organ pendengaran.

Keenam, banyak orang di sekeliling yang menganggap pendengaran penderita kurang bagus. Tidak hanya seseorang yang menyadari kemampuan pendengarannya berkurang, orang-orang di sekelilingnya pun bisa mengenali adanya masalah pendengaran pada seseorang. Komunikasi yang tidak lancar bisa menjadi indikasi bahwa organ pendengaran terganggu sehingga informasi dalam percakapan tidak tertangkap seluruhnya pada telinga. [*/MIL]

noted: ini dia gejala gangguan pendengaran

foto: shutterstock