Masih banyak anggota masyarakat yang terjerat persoalan seputar keuangan, seperti utang-piutang, pinjaman dengan bunga mencekik, gaya hidup konsumtif, keuangan rumah tangga yang berantakan, hingga menjadi korban judi online.

Dari lilitan utang pinjol saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan terdapat 18,07 juta masyarakat yang menjadi peminjam aktif di platform financial technology peer-to-peer (Fintech P2P) lending atau pinjol per Desember 2023. Angka ini setara dengan 18 juta warga Indonesia atau sekitar 5 persen dari penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 279 juta jiwa.

Hal itu mendorong para kreator konten keuangan yang tergabung dalam Gerakan Memutus Rantai (GMR) untuk membantu masyarakat memutus rantai masalah keuangan. Ini menjadi sebuah gerakan non-profit.

Kreator konten dan perencana keuangan yang tergabung dalam GMR, antara lain Yudha Keling, Felicia Putri Tjiasaka, Glenn Ardi dan Luna Ngomongin Uang, Annisa Steviani, Olivia Louise, David Wijaya, Ken Handersen, Olivia Gita Handersen, Aline Wiratmaja, Kayleen Mangundap, dan Andy Senjaya.

Mereka berperan aktif dari menyusun acara, membuat permainan, sampai menyampaikan materi yang relevan dan bermanfaat bagi para peserta. Edukasi literasi keuangan ini menyasar lebih dari 200 ibu anggota PKK dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan di Kota Cilegon, Banten, selama 2 hari, 27-28 Juli 2024.

Acara ini juga mendapat dukungan dari 24 relawan masyarakat setempat yang sebelumnya telah diseleksi untuk kemudian mendapatkan pendampingan dan edukasi secara langsung dari para perencana keuangan berlisensi CFP dan CFA sebelum giliran mereka mengedukasi peserta.

“Selama ini saya bingung dan merasa tidak tahu harus belajar di mana. Setelah mendapat bekal ilmu dan buku saku, niscaya saya siap memutus rantai kemiskinan dan utang keluarga. Saya juga berharap, semoga acara seperti ini diadakan lebih sering, karena seru dan bermanfaat banget,” kata Ibu Titin, salah satu peserta acara.

Para peserta mendapatkan buku saku dari GMR sebagai panduan dalam mengambil keputusan finansial dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan keuangan. Buku ini ditulis dengan target kalangan menengah ke bawah dan mencakup berbagai topik, seperti pentingnya cara berpikir yang tepat sebelum mengelola uang, pengelolaan utang, persiapan dana darurat, perencanaan keuangan, pentingnya asuransi, persiapan pensiun, dan satu bab khusus membahas bahayanya kecanduan judi online.

Ketua GMR Yudha Keling yang juga influencer keuangan dan komika Indonesia, mengatakan, pihaknya percaya bahwa edukasi terutama kepada perempuan seperti ibu dan guru, akan bisa meneruskan estafet misi mereka untuk memutus rantai masalah keuangan di setiap rumah tangga, murid, dan kelompok masyarakat yang membutuhkan pencerahan dalam mengelola keuangan.

“Acara ini dibuat karena kami selama ini telah konsisten edukasi keuangan di media sosial tapi masih merasa perlu untuk terjun langsung dan melihat secara nyata masalah yang terjadi di akar rumput seputar keuangan,” lanjut Yudha.

Bagus, relawan asal Cilegon mengaku bangga bisa menjadi bagian dari gerakan ini. “Melihat antusiasme dan semangat belajar keuangan dari ibu-ibu PKK, dan juga kakak-kakak pengajar yang rela turun gunung untuk langsung mengajar ke lapangan rasanya senang sekali,” ujarnya.

Selain buku saku, GMR juga membagikan berbagai hadiah langsung kepada peserta untuk memeriahkan acara, seperti sembako, voucer minimarket, emas batangan, dan 100 buku berjudul Ngomongin Uang: Menjadi Kaya Versi Kamu Sendiri yang ditulis Glenn Ardi. Sebelumnya, acara serupa juga diselenggarakan di Kabupaten Cirebon pada Oktober 2023 lalu. [*]

Baca jugaPahami Tiga Aturan dalam Berutang