Iatrophobia menyebabkan kamu merasa ketakutan terhadap semua orang yang melakukan operasi, memberikan diagnosa medis, atau pihak-pihak yang berkecimpung di ranah medis. Fobia ini juga bisa mengakibatkan seseorang enggan menerima perawatan medis yang seharusnya dibutuhkan dengan segera.
Akibat fobia ini, seseorang yang butuh penanganan medis segara bisa terlambat mendapat pertolongan. Dampaknya, suatu penyakit dapat bertambah parah hingga bisa memicu kematian.
Situs web berita The Huffington Post pernah melaporkan, hampir 40 persen penduduk Inggris terdeteksi kanker terlambat karena menunda untuk mengunjungi dokter. Para responden mengaku khawatir atau takut jika ahli medis menemukan berbagai persoalan kesehatan yang dialami. Ini sebenarnya tak perlu terjadi. Sebab, ada lebih dari 11.500 nyawa dapat diselamatkan dari kanker jika pasien bisa didiagnosis sejak dini.
Bagi penyandang iatrophobia, mengunjungi dokter atau memeriksakan diri ke rumah sakit bisa menjadi sesuatu yang amat sulit. Mereka dapat merasakan ketegangan yang tak biasa. Terlebih jika diagnosis yang akan disampaikan dokter berpotensi mengandung informasi yang serius.
Profesor Peter Johnson dari Cancer Research Inggris mengatakan, setiap orang tentu akan merasa takut ketika dokter memberikan diagnosa kanker. Namun, orang-orang perlu tahu bahwa mendeteksi penyakit sejak dini justru memberikan peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup.
Ia menambahkan, tindakan pencegahan merupakan upaya terbaik agar seseorang dapat waspada, terutama saat tubuh mulai menunjukkan gejala-gejala yang tak biasa. Bagaimana pun, dokter dan pekerja medis yang bisa membantu.
Cara meredakan iatrophobia
Lalu, bagaimana cara meredakan ketakutan terhadap kalangan medis? Beberapa iatrophobia dipicu mysophobia atau dikenal sebagai ketakutan akan kuman penyakit.
Biasanya, seseorang yang merasa takut akan berbicara dengan gagap ketika menunggu di dalam kamar periksa. Wajahnya pun akan tampak pucat. Rasa ketakutan akan meningkat jika ia mendengar cerita penyebaran virus penyakit dan kuman yang berasal dari operasi. Hal-hal inilah yang akan memengaruhi psikis sehingga seseorang menunda pergi bertemu dokter.
Bila merasa mengalami iatrophobia, kamu bisa meredakannya dengan berpikir bahwa tempat praktik dokter memiliki standar kebersihan dan kesehatan yang sudah ditentukan. Limbah medis akan dikelola menurut aturan yang berlaku. Apalagi, cara pembuangan limbah medis harus mengikuti aturan yang ditentukan undang-undang. Jika dibuang sembarangan, pelakunya bisa terkena sanksi pidana. Di Indonesia, contohnya, hal ini ditegaskan melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009.
Selain itu, peralatan medis yang digunakan untuk menangani pasien harus benar-benar steril. Terlebih di rumah sakit besar, praktik kedokteran dan penanganan pasien biasanya telah distandardisasi dengan ketat.
Cara berikutnya, cobalah selalu berpikir positif. Bahwa dengan segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit, kamu akan lebih dini memperoleh pengobatan yang tepat. Dengan demikian, sakitmu lebih berpeluang untuk bisa sembuh dan kualitas hidupmu dapat segera pulih. [*]
Baca juga :Â Pentingnya Mengetahui Tentang Kesehatan Darah