Berkeliling mencari biji kopi, membeli kopi langsung dari petani, mempelajari pengolahannya, dan menyajikannya kepada pengunjung sembari bercerita. Ya, itulah keseharian Firmansyah (33) atau biasa dipanggil Pepeng. Pepeng menyebut pekerjaannya itu adalah story-teller of coffee atau pencerita kopi.
Kecintaan terhadap kopi dan keprihatinan akan pengetahuan masyarakat mengenai cara meminum kopi yang benar mendorong Pepeng membuat Klinik Kopi yang berada di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Di sini, Pepeng menganjurkan agar orang yang datang tidak minum kopi dengan gula. Ini dimaksudkan agar pengunjung bisa berkonsentrasi ke minum kopi. “Karena minum kopi itu sebaiknya langsung habis. Paling tidak, 10 menit harus habis. Jika suhu sudah turun, citarasanya sudah turun dan berubah,” ujarnya.
Sembari bercerita, Pepeng menyajikan secangkir kopi. Dia pun memosisikan bukan sebagai guru, melainkan teman. Namun, para pengunjung menyebut setiap orang yang berkunjung ke sana adalah pasien. Layaknya orang yang mau berobat untuk sembuh dan meminum kopi yang sebenarnya.
“Banyak juga orang yang berkunjung, yang dulunya tidak minum kopi atau peminum kopi saset, jadi suka dengan espresso. Mereka tidak lagi mau minum kopi saset. Mereka biasanya akan say goodbye dengan kopi saset,”ucap Pepeng.
Pepeng pun dulunya juga seorang peminum kopi saset. Namun, sejak diajari cara menyeduh kopi dari seorang teman asal Melbourne, Pepeng menjadi peminum kopi yang sebenarnya.
“Saya dulu pekerja kantoran untuk sebuah perusahaan furnitur. Dapat penghasilan yang lumayan, saya jadi sering travelling dan mengetahui banyak soal kopi. Saya lalu berpikir sepertinya lebih asyik berkecimpung di dunia kopi. Dan, jadilah saya seperti sekarang ini,” ujarnya.
Bagi yang sedang mengunjungi Yogyakarta dan tertarik dengan kopi yang sebenarnya, agaknya berkunjung ke Klinik Kopi bisa menjadi satu pilihan destinasi menarik. Pengunjung juga bisa membeli biji kopi di sini, tetapi dengan jumlah yang terbatas. Pepeng mempunyai banyak jenis single origin kopi dari seluruh Indonesia. Di sini, pengunjung tidak boleh merokok dan membawa makanan atau minuman lain serta tidak ada jaringan internet. Semuanya ini dilakukan agar semua orang bisa menikmati kopi seutuhnya. [VTO]
foto: klinik kopi pepeng