Di tengah gaya hidup yang serba cepat dan penuh tekanan, penyakit kritis tak lagi menjadi ancaman bagi mereka yang berusia lanjut saja. Kini, generasi muda pun tak luput dari risiko kesehatan serius seperti stroke, jantung, diabetes, hingga gagal ginjal.

Pola makan yang buruk, kurang olahraga, stres berlebih, serta paparan polusi menjadi kombinasi sempurna yang memicu datangnya penyakit mematikan di usia produktif.

Data dari WHO menyebutkan bahwa sepuluh penyebab kematian tertinggi di Indonesia mayoritas berasal dari penyakit kritis yang sebenarnya bisa dicegah atau ditangani sejak dini.

Bahkan, jumlah kasus penyakit kritis di tanah air meningkat hingga 30 persen hanya dalam setahun terakhir—dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus pada 2023. Ini menjadi alarm penting, bahwa ancaman kesehatan bukan lagi sesuatu yang bisa diabaikan.

Sayangnya, banyak anak muda masih menganggap dirinya “terlalu sehat untuk diasuransikan”. Dalam salah satu episode vodcast bertajuk “KRITIS: Kendalikan Risiko, Tangkal Penyakit Serius”, terungkap bahwa proteksi kesehatan belum menjadi prioritas dalam perencanaan keuangan mereka. Fokus masih tertuju pada gaya hidup dan mengejar cuan, bukan pada proteksi masa depan.

Padahal, jika penyakit kritis datang tanpa persiapan, dampaknya bisa sangat besar—bukan hanya pada fisik, tetapi juga finansial. Biaya pengobatan yang tinggi, perawatan jangka panjang, dan potensi kehilangan penghasilan karena harus berhenti bekerja adalah risiko nyata yang bisa mengganggu kestabilan hidup.

Inilah mengapa penting bagi generasi muda untuk mulai mengubah cara pandang terhadap kesehatan dan asuransi. Seperti disampaikan oleh Irene Dewi, Direktur dan Chief Bancassurance Officer FWD Insurance, “Menjaga kesehatan bukan hanya soal mencegah penyakit, tapi juga menjaga stabilitas finansial, produktivitas, dan ketenangan pikiran dari risiko yang mungkin muncul.”

Lebih lanjut, proteksi terhadap penyakit kritis tak hanya soal klaim dan premi. Ini tentang bagaimana kita mempersiapkan hidup yang lebih tenang dan bermakna, tanpa dibayang-bayangi kekhawatiran soal masa depan. Pemeriksaan kesehatan rutin, gaya hidup aktif, serta perencanaan keuangan yang matang harus berjalan beriringan sebagai satu paket perlindungan menyeluruh.

Dengan adanya inovasi produk perlindungan yang kini lebih fleksibel dan terjangkau, masyarakat—terutama generasi muda—diharapkan bisa mengakses asuransi dengan lebih mudah. Proteksi tidak harus mahal, tapi harus dimulai sekarang, saat masih sehat. Karena ketika risiko datang, kesiapan adalah perbedaan antara pulih dan hancur.