Kini, teknologi kamera telah menjadi semakin canggih, dengan resolusi tinggi dan kemampuan menangkap gambar dengan jelas, bahkan dalam kondisi minim cahaya. Lebih hebatnya lagi, teknologi ini telah terintegrasi dalam ponsel, menjadikan fotografi semakin praktis.

Namun, di tengah dominasi kamera modern, kamera pocket digital–yang kini kerap disebut digicam–khas era 2000-an justru kembali populer di kalangan Gen Z. Fenomena ini pun menimbulkan pertanyaan: apa yang membuat digicam kembali bangkit dan digemari oleh generasi kekinian?

Bermula dari tren Y2K di medsos

Tren selalu berevolusi. Apa yang populer di masa lalu bisa kembali menjadi tren di masa kini, termasuk estetika khas tahun 2000-an yang kini dikenal sebagai Y2K. Estetika Y2K kembali bergema di media sosial, terutama TikTok, yang menjadi platform utama bagi Gen Z untuk berkumpul dan berekspresi.

Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, banyak yang baru atau bahkan belum lahir saat budaya pop awal 2000-an berkembang. Namun, berkat TikTok dan media sosial lainnya, mereka kini dapat mengenal dan mengadopsi kembali gaya khas era tersebut.

Tren Y2K ini mencakup berbagai aspek budaya pop, salah satunya adalah fesyen dengan ciri khas low-rise jeans, crop top, anting bulat besar, dan tas bahu kecil. Film dan serial era 2000-an awal, seperti Mean Girls dan Gossip Girl, juga tak pernah hilang dari sorotan publik kendati belasan tahun telah berlalu.

Tak hanya itu, tren Y2K juga membawa kembali gaya fotografi menggunakan digicam alias kamera pocket digital, yang dulu populer sebelum kamera smartphone mengambil alih.

Media nostalgia dan ekspresi diri Gen Z

Gen Z dikenal sebagai generasi yang menyukai ekspresi diri dan keunikan. Menggunakan digicam memberi mereka cara yang berbeda untuk mengabadikan momen dibandingkan dengan menggunakan smartphone.

Meskipun smartphone sudah dilengkapi dengan kamera yang sangat canggih, digicam justru digandrungi oleh Gen Z karena memberikan hasil yang unik. Digicam era 2000-an mampu memberikan sentuhan yang berbeda dari foto smartphone.

Efek grainy, saturasi warna khas, dan tampilan yang lebih autentik menarik perhatian mereka yang menyukai hasil foto dengan nuansa ‘jadul’ dan nostalgik. Tak heran, hasil foto dengan digicam dianggap mampu menambah estetika konten TikTok dan Instagram mereka.

Hasil foto tanpa edit dengan digicam. FOTO DOK AYRA ZARRANI BEKA

Penyebarluasan tren digicam ini turut didorong oleh influencer media sosial yang banyak membagikan hasil foto dari kamera digital mereka, membuat lebih banyak orang tertarik mencoba tren ini. Filter atau preset yang meniru tampilan digicam juga semakin populer, menandakan adanya apresiasi terhadap estetika ini.

Selain senang menghiasi media sosial dengan hasil foto ciamik, Gen Z juga gemar memberikan sentuhan personal pada barang pribadi mereka, termasuk kamera. Kegiatan-kegiatan sederhana, seperti menempelkan stiker lucu, menggunakan strap kamera yang stylish, atau sekadar memilih warna digicam yang mencerminkan kepribadian mereka, dianggap menyenangkan dan bermakna.

Menurut data Statista, pasar kamera digital diperkirakan tumbuh sekitar 2 persen per tahun hingga 2028. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki andil besar dalam kebangkitan tren digicam.

Menikmati momen dengan delayed gratification

Salah satu daya tarik utama kamera digital bagi Gen Z adalah pengalaman fotografi yang lebih autentik dan tidak “instan”. Berbeda dengan smartphone yang memungkinkan pengguna langsung melihat dan mengedit hasil foto, digicam mengharuskan pengguna untuk terlebih dulu mengunggah foto ke komputer.

Proses ini menciptakan efek delayed gratification atau kepuasan yang tertunda, yang justru membuat pengalaman fotografi lebih bermakna. Foto yang diambil bisa menjadi kejutan menyenangkan ketika akhirnya dilihat kembali, memberikan sensasi yang serupa dengan menunggu hasil cetakan foto analog.

Digicam sebagai alternatif kamera film

Belakangan ini, fotografi analog dan kamera film juga tengah naik daun. Namun, biaya film dan proses cuci cetak relatif cukup mahal. Digicam menawarkan alternatif yang lebih ekonomis karena tidak memerlukan film, tetapi tetap memberikan nuansa klasik yang dicari banyak orang. 

Kembalinya kamera digital di era Gen Z menunjukkan bagaimana tren teknologi selalu berputar. Dalam dunia yang serba digital, terkadang generasi muda mencari sesuatu yang lebih nyata dan unik. Kamera digital menjadi alat bagi mereka untuk mengekspresikan kreativitas, membangkitkan nostalgia, dan menikmati pengalaman fotografi yang berbeda dari smartphone.

Baca juga: Kamera Lubang Jarum, Praktik Sendiri Dasar-dasar Fotografi