Pernahkah kamu mengamati perubahan warna dan bentuk kuku? Waspadalah, sebab bisa jadi ada gejala penyakit yang menyertai kamu.

Hal ini sudah diungkapkan oleh banyak pakar kesehatan. Menurut mereka, perubahan warna dan bentuk kuku bisa menjadi tanda tubuh sedang terserang penyakit tertentu. Di samping itu, kita juga harus secara teratur merawat kebersihan kuku untuk mencegah penyebaran kuman yang menyerang organ tubuh bagian dalam.

Warna

perubahan warna dan bentuk kuku

Kondisi kesehatan paling mudah dikenali dari perubahan warna kuku. Biasanya, saat tubuh sehat, kuku akan berwarna merah muda keputihan dan tampak segar. Kita perlu waspada bila kuku berwarna putih dengan pinggiran gelap. Bisa jadi ini menandakan gangguan pada hati.

Kuku yang berwarna kekuningan juga bisa menjadi indikasi penyakit hati. Selain itu, kuku kekuningan bisa menjadi pertanda infeksi jamur atau penyakit lainnya, seperti diabetes dan penyakit paru-paru.

Sementara itu, kuku yang pucat disertai dengan tubuh mudah lelah dan lemas, serta mata berkunang-kunang dapat menjadi tanda anemia. Namun, kuku yang pucat juga bisa menandakan ketidakberesan pada hati, jantung, atau masalah gizi.

Sedangkan jika kuku berona kebiruan, ini bisa disebabkan sirkulasi oksigen yang tidak lancar dalam tubuh. Kuku yang berwarna kebiruan ini juga kerap terlihat pada orang yang mengalami gangguan paru-paru atau masalah jantung.

Namun, kuku yang berwarna biru kehitaman saat menjalani kemoterapi merupakan hal yang umum terjadi. Biasanya, warna kuku akan kembali normal beberapa waktu usai menjalani proses kemoterapi.

Baca juga : 

Perubahan bentuk

perubahan warna dan bentuk kuku

Tidak hanya warna, perubahan bentuk kuku juga bisa menandakan tubuh sedang bermasalah. Misalnya, muncul garis hitam di bagian bawah kuku. Jika ini terjadi, sebaiknya segera periksakan diri. Garis vertikal bernuansa gelap ini bisa jadi adalah indikasi kanker kulit.

Beberapa orang juga pernah mengalami bengkak di bagian kulit sekitar kuku jempol kaki. Warna area ini biasanya memerah atau keunguan. Ini bisa terjadi akibat pertumbuhan kuku yang menancap terlalu dalam pada kulit. Pada sela-sela kuku ini terdapat kotoran. Akibatnya terjadi infeksi.

Kondisi itu bisa ditangani dengan memotong kuku dan membersihkan lukanya. Jika kondisinya terlalu parah, dokter biasanya akan mencabut kuku tersebut agar kuku baru bisa tumbuh secara normal. Biasanya tindakan ini memerlukan pembiusan lokal.

Kita juga perlu waspada bila kuku mudah pecah atau terlalu rapuh. Kuku biasanya menjadi rapuh saat tangan terlalu lama terendam dalam air. Namun, rapuh tanpa sebab yang pasti bisa menjadi indikasi gangguan tiroid.

Baca juga : 

Kebiasaan

Meskipun bukan bagian vital tubuh, kuku berada di ujung jari tangan dan kaki. Tangan dan kaki merupakan organ tubuh yang tergolong paling aktif serta banyak berinteraksi dengan berbagai benda. Risiko penyebaran kuman atau bakteri penyebab penyakit melalui tangan terbilang cukup besar.

Kebiasaan menggigiti kuku juga bisa menjadi awal penyebaran flu, infeksi, dan kuman yang mengganggu pencernaan. Dilihat dari sisi psikis, kebiasaan menggigiti kuku pun bisa menjadi tanda adanya gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder atau OCD).

Rajin memperhatikan kondisi dan merawat kuku dengan baik dapat membantu mencegah risiko lebih parah dari suatu penyakit. Tidak ada salahnya bila mulai sekarang kita rajin memperhatikan kondisi kuku, ya.