Gampang Cuan, Prahara Anak Pertama

Kisah tentang anak perantauan yang mencoba peruntungan di kota besar mungkin terlalu biasa. Namun, ketika dibalut dengan utang yang melilit dan orang tua yang mudah sakit, kisah perjuangan tersebut menjadi lebih penuh warna.

Itulah yang dialami Sultan atau Utan (Vino G Bastian), sulung dari tiga bersaudara. Ia merantau meninggalkan Mamah Diah (Meriam Bellina) dan kedua adiknya, Bilqis (Anya Geraldine) dan Aji (Alzi Marker), untuk mencoba peruntungan di Ibu Kota.

Baca juga: Yowis Ben II: Mengejar Karier ke Kampung Orang

Tak ingin Mamah risau, Utan mengaku telah sukses di rantau. Namun, sandiwaranya buyar ketika Bilqis menyusul dan menemukan bahwa ia nyatanya pengangguran. Situasi kian pelik ketika mereka diberitahu bahwa mendiang ayahnya ternyata memiliki utang sebesar Rp 300 juta, yang kalau tidak dilunasi maka rumah yang ditempati Mamah akan disita. Sementara itu, si bungsu Aji yang baru lulus SMA, terus merongong kakaknya, minta dibiayai kuliah.

Utan dan Bilqis pun berupaya dengan menempuh berbagai cara untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Termasuk di antaranya mencoba bermain saham, seperti yang dilakukan Evan (Danang Suryonegoro), kenalan Bilqis yang diam-diam menaruh hati padanya.

Mampukah Utan sebagai anak pertama membawa keluarganya keluar dari prahara keuangan? Bagaimana pula nasib Bilqis di Ibu Kota? Gampang Cuan menawarkan jalan cerita yang terinspirasi dari banyak kisah nyata.

Sunda pisan

Hal yang paling mengemuka adalah banyak dialog tersaji dalam bahasa Sunda. Keluarga Mamah Dedeh memang berasal dari Sukabumi. Namun, yang paling mengemuka justru umpatan-umpatan khas sehari-hari yang mungkin terdengar kasar, seperti “anj*ng”. Akan tetapi, semua mengalir dengan natural di Gampang Cuan.

Baca juga: Wiro Sableng: Kembalinya Pendekar Sakti Kapak Maut Naga Geni

Separuh film, umpatan-umpatan tersebut bertaburan dalam berbagai situasi yang memang mengundang tawa. Namun, perlahan film ini mulai menyodorkan konflik sesungguhnya yang tidak bisa lagi ditertawakan.

Persoalan finansial mungkin dialami banyak orang. Tak sedikit yang menginginkan cara cepat untuk mengatasinya, di antaranya dengan main saham. Tanpa harus terkesan menggurui penonton, Gampang Cuan menggambarkan bahwa langkah itu bukanlah hal yang baik dilakukan. Namun, upaya yang dilakukan Utan dan Bilqis semata karena tuntutan situasi, bukan karena serakah. Walau, ketika keuntungan di depan mata, tak urung mereka menyuarakan mimpi-mimpi yang ingin dilakukan dengan cuan atau keuntungan yang diperoleh.

Memang tidak ada cara mudah untuk mendapatkan cuan. Itulah yang ingin disampaikan Gampang Cuan. Bahkan, ketika cuan sudah di tangan, muncul dilema tentang penggunaannya.

Konflik lain yang mengemuka adalah tentang peran anak pertama. Meski jauh di perantuan, Utan paham betul tanggung jawabnya setelah sang ayah berpulang. Banyak anak sulung akan merasa terwakili oleh karakter utan. Namun, keputusannya untuk menutupi kondisi yang sebenarnya kepada keluarga justru membawanya kepada masalah.