Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah melansir pernyataan, sebuah negara bisa berkembang secara mandiri jika memiliki jumlah wirausaha minimal dua persen dari populasi penduduknya. Mengacu dari pernyataan tersebut, Pemerintah Indonesia terus menyuarakan dan membentuk berbagai macam program untuk mendukung peningkatan jumlah wirausaha.

Sebenarnya, banyak warga negara Indonesia yang ingin menjadi wirausaha, tetapi mereka sering terbentur masalah permodalan, pengetahuan bisnis, hingga perizinan. Tak heran, banyak orang yang mengurungkan niatnya atau menjadikan usahanya sebagai sambilan saja. Namun, hal ini tidak menakutkan bagi seorang Noviana (26).

Perempuan lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanagara ini bulat memutuskan untuk bekerja secara mandiri. Berbekal ilmunya di bidang desain grafis, dia mulai membangun bisnis di bidang cetak digital melalui bendera perusahaannya Notoco.

“Sejak lulus kuliah memang niatnya kerja sendiri, tidak terlalu tertarik kerja sama di kantor. Karena, kerja kantoran sering overtime, dan gaji segitu-gitu aja. Ha-ha-ha. Menurut saya, berwirausaha itu lebih banyak tantangannya dan tidak monoton,” ujar Novi.

Melalui Notoco, Novi melayani percetakan berdasarkan permintaan. Tidak seperti percetakan level besar, di Notoco pelanggan bisa melakukan print satuan saja. Novi menjelaskan, Notoco tidak selalu melayani printing untuk kertas standar saja, tetapi bisa mencetak dengan art paper, art carton, fancy paper, kalkir, hingga stiker. Novi juga menyediakan jasa desain, seperti kartu nama, flyer, kalender, agenda, undangan, hingga katalog. Untuk beberapa pesanan, Notoco juga melayani print dengan ukuran dan jenis kertas secara custom, tetapi dengan kuantitas tertentu.

Notoco lebih menekankan pemasaran bisnisnya melalui internet, walaupun memiliki gerai secara fisik. Pelanggan yang ingin sekadar melihat portofolio Notoco bisa mengaksesnya melalui www.printonline-jakarta.com. Anda yang ingin datang ke gerai, bisa meluncur ke Jalan Jembatan Besi Raya Nomor 40, Jakarta Barat.

Langkah ini digunakan agar pemasaran jasanya lebih efektif, tetapi pelanggan tetap bisa berkonsultasi langsung. Novi menjelaskan, sistem pesanan bisa dilakukan via situs web. “Order dan unggah dokumennya melalui situs web, pembayaran dilakukan secara daring (online) dan hasil order-nya dikirimkan ke alamat pelanggan,” ujarnya.

Sebagai pemain baru di bisnis ini, Novi tidak cemas dan cenderung yakin akan perkembangan bisnisnya. “Prospek dalam bidang ini menurut saya masih terbuka lebar, tergantung pada kreativitas kita dalam melihat peluang pasar dan memahami seni menjalin hubungan dengan pelanggan,” pungkas Novi. [VTO]

 

foto: Noviana