Saat memikirkan eBook alias buku elektronik, kebanyakan orang mungkin langsung mengingat kemunculan Kindle pada tahun 2007 atau pesatnya perkembangan buku digital dalam 15 tahun terakhir. Namun, tahukah Anda bahwa konsep eBook sebenarnya sudah ada sejak lebih dari 80 tahun yang lalu?
Berawal dari “Readies” di Tahun 1930-an
Gagasan tentang buku elektronik pertama kali dicetuskan pada tahun 1930-an oleh seorang penulis asal Amerika, Bob Brown. Terinspirasi oleh munculnya “talkies” (film bersuara) di bioskop pada tahun 1927, ia merasa dunia literasi perlu beradaptasi dengan zaman.
Brown memiliki ide untuk menciptakan “readies”, sebuah “mesin baca” portabel yang dapat dihubungkan ke colokan listrik biasa. Dengan mesin ini, seseorang diharapkan dapat membaca novel panjang dalam waktu singkat. Brown juga mengusulkan agar mesin tersebut mampu mendukung fitur penyesuaian ukuran huruf dan menghindari luka akibat kertas.
Meskipun belum terealisasi secara elektronik, ide Bob Brown membuka jalan bagi inovasi-inovasi selanjutnya.
Angela Ruiz Robles, Perempuan Pelopor eBook
Tahun 1949, seorang guru asal Spanyol bernama Ángela Ruiz Robles menciptakan prototipe buku otomatis untuk meringankan beban buku pelajaran anak-anak. Kreasinya menggunakan gulungan dan tekanan udara. Sistemnya memang belum elektronik, tetapi merupakan langkah awal menuju buku digital.
Sayangnya, penemuan tersebut tidak pernah diproduksi massal. Meski begitu, Robles dianggap sebagai salah satu perintis eBook pertama di dunia.
Proyek Gutenberg
Lompatan besar berikutnya terjadi pada tahun 1971. Michael S Hart, mahasiswa dari University of Illinois, menggunakan komputer Xerox di laboratorium kampus untuk membuat eBook pertama: Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.
Langkah ini menandai lahirnya Project Gutenberg, proyek nirlaba yang bertujuan menciptakan dan menyebarluaskan eBook secara gratis. Hart kemudian mendigitalkan dokumen penting lainnya seperti Konstitusi AS dan Alkitab.
eBook Memasuki Era Komersial
Tahun 1993, perusahaan Bibliobytes menjadi yang pertama menjual eBook secara daring dan memperkenalkan sistem pertukaran finansial di internet. Langkah ini membuka pintu bagi penerbit besar.
Pada 1999, Simon & Schuster menerbitkan buku secara simultan dalam format cetak dan digital di bawah label “ibooks”. Di saat yang sama, Oxford University Press mulai menawarkan koleksinya melalui sistem digital bernama netLibrary.
Tahun Revolusioner, 1998
Empat tonggak penting terjadi pada tahun 1998 yang mempercepat evolusi eBook, yakni:
- peluncuran perangkat eBook reader pertama;
- pemberian ISBN untuk eBook;
- perpustakaan di AS mulai menyediakan eBook secara gratis; dan
- berdirinya Google, yang kelak mengarsipkan jutaan buku digital melalui Google Books.
Era Kindle dan Ponsel Pintar
Sony merilis pembaca eBook pada 2004 dan 2006, tetapi gebrakan terbesar datang dari Amazon dengan peluncuran Kindle pada tahun 2007. Dengan kemampuan mengunduh ribuan buku secara nirkabel dan cepat, Kindle mengubah cara orang membaca.
Tak lama kemudian, Barnes & Noble meluncurkan Nook, dan Sony bekerja sama dengan perpustakaan serta OverDrive untuk memfasilitasi peminjaman eBook. Rilisnya iPhone di tahun yang sama turut mendorong popularitas membaca digital di perangkat mobile.
Dampak dan Masa Depan eBook
Menurut PwC, penjualan eBook di AS melonjak dari 2,3 miliar dolar pada 2011 menjadi hampir 9 miliar dollar AS pada 2018. Bahkan pada awal 2012, penjualan eBook melampaui buku cetak jenis hardcover.
eBook juga merevolusi dunia pendidikan dengan munculnya eTextbooks. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan e-reader tidak memberikan dampak negatif, meskipun penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk bacaan yang lebih kompleks.
Menurut data Statista, pendapatan di pasar eBook global diperkirakan akan mencapai 14,92 miliar dollar AS pada tahun 2025. Di pasar eBook dunia, jumlah pembaca diperkirakan akan mencapai 1,2 miliar pengguna pada tahun 2029. Kini, pasar eBook global tengah mengalami lonjakan permintaan seiring semakin banyaknya pembaca yang mencari alternatif yang praktis dan ramah lingkungan dibandingkan media cetak tradisional.
eBook kini menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup digital. Ada yang tetap setia pada sensasi membalik halaman buku fisik, sementara yang lain menikmati kemudahan membawa ribuan buku dalam satu perangkat.
Baca juga: 7 Tips Agar Bisa Membaca Buku Lebih Banyak